Harga Solar Naik Oktober

Sementara itu, Manajemen Pertamina memastikan, dengan di­cabutnya subsidi tersebut maka ke­mungkinan besar solar tidak akan lagi dilego Rp5.150 per liter mulai Oktober mendatang.

Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan, pemotongan subsidi sebesar Rp500 per liter han­ya bisa menjaga harga solar pada level yang sama hingga September mendatang. Dalam menghitung harga keekonomian solar mulai Ok­tober dengan jumlah subsidi yang berkurang, Pertamina akan menga­cu pada pergerakan Mean of Platts Singapore (MOPS). «Kamu sudah komitmen sampai September tak akan ada kenaikan harga solar sub­sidi, sedangkan distribusi setelahn­ya hingga Desember tergantung pergerakan MOPS nanti. Dan itu su­dah sesuai dengan kalkulasi kami,» jelas Dwi, Kamis (16/6).

Apalagi menurutnya, selisih antara harga jual solar subsidi su­dah berada sedikit di bawah harga keekonomian Pertamina dalam be­berapa bulan mendatang. Namun, Dwi mengatakan, perusahaan telah merencanakan berbagai upaya penghematan agar tak merugi ber­jualan solar sepanjang tahun ini.

BACA JUGA :  Cemilan Pedas dengan Tahu Gejrot yang Gurih Bikin Melek

Salah satu upaya tersebut adalah dengan meluncurkan BBM non-sub­sidi substitusi solar bernama Dexlite pada awal tahun ini, yang diharap­kan bisa menggantikan permintaan solar bersubsidi di masyarakat. Ia berharap, pergeseran konsumsi ini bisa berhasil sehingga bisa menekan subsidi solar.

Selain itu, perusahaan juga akan melakukan subsidi silang antar produk, di mana skema ini juga dilakukan pada tahun lalu. «Skema ini juga telah kami imple­mentasikan saat rugi berjualan Pre­mium sebesar Rp12 triliun hingga Rp14 triliun tahun lalu,» katanya. Terima Keputusan

Kendati demikian, ia tetap menerima keputusan pemangkasan subsidi solar berapapun angkanya mengingat kondisi keuangan negara yang kini sedang mengetat. Apalagi, ini dilakukan demi menunjang pro­gram subsidi tepat sasaran. «Yang penting bagaimana subsidi itu akan diberikan ke yang lebih berhak, Pertamina akan support kebijakan pemerintah, dengan meningkatkan efisiensi,» tambahnya.

BACA JUGA :  Resep Membuat Ikan Asin Sambal Belimbing, Perpaduan Asam Asin Pedas

Menurut data Pertamina, kon­sumsi solar subsidi pada 2015 ter­catat sebesar 13,98 juta kilo liter (kl), atau turun 12,4 persen diband­ingkan tahun sebelumnya sebesar 15,96 juta kl. Angka tersebut men­gambil porsi 50 persen dari total penjualan BBM bersubsidi sebesar 27,96 juta kl.

Sebelumnya, Pemerintah me­nyetujui usulan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk menurunkan subsidi bagi solar sebesar Rp500 per liter dari angka APBN 2016 sebesar Rp1.000 per liter. Dengan asumsi kebutuhan solar tahun ini mencapai 16 juta kl, pemangkasan anggaran subsidi solar itu dalam enam bulan ke depan akan menu­runkan anggaran subsidi solar dari Rp16 triliun menjadi Rp12 triliun di tahun ini. (*)

 

 

Halaman:
« ‹ 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================