BOGOR TODAY- Anggaran pendidikan Kota Bogor tahun ini naik 0,4 persen dari tahun anggaran sebelumnya. Tahun ini, Pemkot Bogor mengalokasiÂkan sebesar Rp684,8 miliar.
“Naik sedikit. Tapi, kebuÂtuhan kita, terutama pembanÂgunan dan perbaikan sarana prasaranan masih tinggi,†kata Kadisdik Kota Bogor, Edgar SuÂratman, kemarin.
Edgar mengatakan, kuota anggaran belanja langsung dibujet Rp115,6 miliar. SemenÂtara, kuota anggaran belanja tidan langsung dibujet Rp569 milair. “Kita masih butuh tamÂbahan satu SMP negeri baru. Usulan sudah kita sampaikan dalam rapat dengan DPRD. Kita tunggu realisasinya,†kata EdÂgar.
Seperti diketahui, mulai tahun anggaran 2017, otoritas pengaturan sekolah menengah diambil oleh Pemprov Jawa Barat. Artinya, Pemkot Bogor hanya memiliki bebas manajeÂmen untuk SD dan SMP saja. “Tahun depan mulai,†kata EdÂgar.
Sementara kabar buruk datang dari pusat. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Badwedan mengatakan pihaknya memotong beberapa pengeluaran dalam anggaran pendapatan dan belanja negara perubahan 2016 sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2016 tentang Langkah-langkah Penghematan serta Pemotongan Belanja KementÂerian dan Lembaga untuk PenÂgendalian dan Pengamanan APBN 2016.
“Total anggaran yang akan dipangkas Rp 6,5 triliun,†kaÂtanya di gedung Parlemen, Senayan, kemarin.
Anies mengatakan beberapa bagian mengalami efisiensi. Pertama, program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis Kementerian PenÂdidikan dan Kebudayaan dipoÂtong Rp 345,581 miliar menjadi Rp 2,556 triliun.
Lalu, anggaran pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur Kementerian dipangÂkas Rp 29,391 miliar menjadi Rp 166,550 miliar. Kemudian, Anggaran Pendidikan Dasar dan Menengah dihemat Rp 3,725 triliun menjadi Rp 23,779 triliun.
Selanjutnya, anggaran Ditjen Pendidikan Usia Dini dan PenÂdidikan Masyarakat dipotong Rp 471,995 miliar menjadi 1,776 triliun. Bagian Penelitian dan Pengembangan Kemdikbud diÂpotong Rp 170,762 miliar menÂjadi Rp 1,253 triliun.
Pengembangan dan pembiÂnaan bahasa dan sastra dipoÂtong Rp 83,504 miliar menjadi Rp 415,566 miliar. Anggaran Ditjen Guru dan Tenaga KepenÂdidikan mengalami pemangÂkasan Rp 1,358 triliun menjadi Rp 11,212 triliun. Terakhir, dana Dirten Pelestarian Budaya diÂpangkas Rp 338,279 miliar menÂjadi 1,547 triliun.
Anies juga akan mengheÂmat biaya operasional non-gaji, pembangunan gedung baru, pengadaan tanah baru, dan perjalanan dinas yang tidak terkait dengan program prioriÂtas. Biaya untuk menyewa jasa konsultan dan jasa profesi serta belanja non-infrastruktur, misÂalnya kendaraan yang belum terkontak serta bantuan untuk masyarakat seperti pengadaan peralatan pendidikan, pun akan dikurangi dengan perÂtimbangan tidak mengganggu kondisi sosial.
Anies menambahkan, piÂhaknya tidak akan memotong anggaran prioritas sehingga penghematan ini dijamin tiÂdak akan mengorbankan proÂgram prioritas yang selama ini ada di beberapa unit divisi di bawahnya.â€Yang pasti kegiatan belajar mengajar antara guru dan murid akan tetap terlakÂsana,†ucapnya.
Mayoritas anggota parlemen meminta anggaran pendidikan tidak dipotong sampai Rp 6,5 triliun. “Kalau pun dipotong, kami sarankan Rp 3 triliun saja,†kata Wakil Ketua Komisi Pendidikan DPR Ferdiansyah.
Komisi Pendidikan menilai, pendidikan adalah hak dasar yang sangat penting untuk perkembangan negara sehingÂga pemangkasan bisa membuat kegiatan belajar-mengajar terÂganggu.(Yuska Apitya)
Bagi Halaman