Khadijah ra. adalah wanita yang pandai berdagang. PerdaÂÂgangannya sangat maju, sehingga ia termasuk kategori wanita yang kaya raya. Sejarah mencatat, setelah Muhammad SAW diangÂÂkat menjadi Rasul, seluruh harta kekayaannya diserahkan untuk menopang perjuangan dakwah Rasulullah SAW.
Selain itu, Khadijah ra. adalah seorang istri yang sangat pandai dalam menentramkan hati suaÂÂminya. Hal ini antara lain ditunÂÂjukkan ketika Nabi Muhammad baru menerima wahyu yang perÂÂtama dan pulang dari Gua Hira’ dalam keadaan gemetar dan minta diselimuti. Dalam kondisi seperti itu, Khadijah dengan tenÂÂang menyelimutinya dan menguÂÂcapkan kata-kata yang mampu membuat Rasulullah menjadi tentram.
Ketiga, tidak mau tertinggal dalam melakukan kebaikan. SiÂÂfat ini tercermin dalam kepribaÂÂdian Asma binti Yazid Ansari ra. Suatu ketika ia diangkat menjadi delegasi oleh kaum wanita untuk mengadukan permasalahannya kepada Rasulullah SAW. Mereka ingin diberikan kesempatan yang sama dengan kaum pria dalam melakukan kebaikan, misalnya dalam berjuang di jalan Allah, melaksanakn shalat jum’at, menghadiri pemakaman jenÂÂazah, dan amalan-amalan lainÂÂnya. Hal ini dikemukakan karena mereka tidak ingin tertinggal dengan kaum pria dalam melakuÂÂkan amal kebaikan.
Menanggapi pengaduan para wanita tersebut, Rasulullah SAW memberikan jawaban yang sungÂÂguh sangat melegakan hati merÂÂeka, bahwa jika mereka dapat mengelola rumah tangga dengan baik, memenuhi kebutuhan suaÂÂminya dengan penuh keikhlasan dan mendidik putra-putrinya dengan baik, maka pahala yang akan mereka peroleh sama nilainya dengan kaum pria yang berjuang di jalan Allah.
Ketiga contoh di atas hanyÂÂalah sekelumit dari sederetan keÂÂmuliaan yang dimiliki oleh para wanita didikan Rasulullah SAW. Semakin menggali sejarahnya, maka akan semakin banyak keÂÂmuliaan dan teladan yang dapat diambil dari mereka dan diterÂÂapkan dalam kehidupan sehari-hari. Wallahu’alam