Mendapati signal positif itu, Yus Ruswandi mengatakan, bila dirinya akan berupaya menjaga amanat para pemiÂlik suara dan marwah Partai Golkar. “Kita nikmati proses demokratisasi yang sudah ada. Mengalir saja,†kata Yus, saat berbincang dengan BOÂGOR TODAY, kemarin malam.
Senada Tagor J Tauhid enggan berkomentar banyak terkait manuver politik sejumÂlah kader Golkar kepada Yus Ruswandi. Namun demikiÂan Tagor mengaku tengah bergerilya guna menggalang dukungan agar kursi Ketua Golkar dapat didudukinya. “Saya pribadi tidak ambisi. Ini adalah proses terbuka bagi semua kader Golkar Kota BoÂgor. Biarkan demokratisasi berjalan. Kita harus belajar dari proses pemilihan Ketua Umum DPP, dimana tidak ada intervensi dari pihak manapun,†singkat Tagor.
Terpisah, Pengamat PoliÂtik LIPI Jakarta, Syafuan Rozi menilai, sikap Ketua DemisÂioner Ceppy Harun namÂpak kekanak-kanakan. Kata dia, Ceppy sebagai kader senior seharusnya menunÂjukan kedewasaan politik.
Sikap keberpihakannya keÂpada sejumlah balon, dinilainÂya telah mengkerdilkan balon lain dan dapat memicu Golkar kota hujan terbelah. Hal itu berbahaya bagi keberlangsunÂgan Partai Golkar kedepan. Karena bukan tidak mungkin sebelum hingga pasca Musda, Golkar akan terbelah. Ada kubu A, B, C, dan sebagainya.
Seharusnya, lanjut SyaÂfuan, sebagai Ketua DemisÂioner Ceppy tidak terlalu menunjukan keberpihakanÂnya. “Ceppy harus bertinÂdak sebagai ayah yang menÂgayomi anak-anaknya yang tengah bersaing mempereÂbutkan kursinya. Dengan begitu, kedewasan politik terlihat. Semua anaknya yang sedang bersaing diÂrangkul,†paparnya. “Ceppy Harun memang memiliki hak suara untuk menentuÂkan penggantinya nanti. NaÂmun demikian, menyatukan Golkar sebelum dan pasca Musda jauh lebih penting. Karena politik, tidak hanya memikirkan kepentingan sesÂaat saja. Tetapi juga jangka menengah dan panjang,†tandasnya. (Patrick|Yuska)