Bila masalah dalam tubuhnya sudah dikenali dan terkendali, maka aktivitas ibadah bisa disesuaikan. Jamaah akan diminta agar fokus pada ibadah haji inti, dan tidak memak­sakan diri untuk melaksanakan ibadah sunah. “Kita harus menyiapkan kondisi fisiknya cu­kup untuk ibadah haji. Karena itu adalah akti­vitas fisik. Jarak dari pondokan sampai tawaf dan sa’i itu sekitar 5 kilometer,” urainya.

Muchtaruddin menyarankan agar para jamaah sudah mulai melatih diri sejak saat ini. “Setiap habis subuh biasakan latihan ja­lan, agar membiasakan diri nanti,” imbuhnya.

Selama di Arab Saudi, Muchtaruddin berharap para jamaah juga memperha­tikan asupan air minum. Jangan sampai mengalami dehidrasi, sebab air minum adalah salah satu bentuk intervensi agar tubuh bisa mempertahankan suhu nor­mal. Bila sampai suhu normal itu tak ter­jaga, maka muncul kemungkinan terkena heatstroke. “Itu fatal akibatnya, bisa men­gakibatkan kematian,” katanya.

Minimal para jamaah harus minum dua liter air sehari. Kebutuhan itu bisa bertambah seiring dengan berat badan seseorang dan aktivitas fisiknya. Di sana, para petugas katering dan panitia lain­nya akan menyediakan air minum. Un­tuk mengukur apakah tubuh mengalami kekurangan cairan atau tidak, bisa melalui air seni. “Yang baik itu tidak berwarna dan jernih. Kalau kuning berarti sudah kena dehidrasi,” tambahnya.

BACA JUGA :  Gula Darah Naik saat Lebaran Bisa Disebabkan 8 Makanan dan Minuman Ini

“Terakhir, jangan lupa bawa pelindung seperti payung, topi, dan tetap menjaga membawa bekal air dan water spray,” sa­ran Muchtaruddin.

Data dari Kementerian Kesehatan, ta­hun 2016 ini ada sekitar 58 ribu jamaah yang berisiko tinggi. Mereka adalah para jamaah yang berusia di atas 60 tahun dan memiliki penyakit, di antaranya hiperten­si, kolesterol, jantung dan diabetes.

Rincian Biaya Haji

Tahun ini, biaya rata-rata yang harus dikeluarkan jamaah Indonesia untuk ber­haji adalah sekitar Rp 34 juta. Angka itu bervariasi tergantung masing-masing em­barkasi. Lalu, bagaimana penggunaannya?

Dalam Keputusan Presiden nomor 21 tahun 2016 tentang Penetapan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji 1437 hasil usulan Menag dan sudah disetujui DPR, biaya haji di tiap embarkasi berbeda. Ada yang di angka Rp 31 juta, namun ada juga yang mencapai Rp 38 juta. Hal ini terjadi karena perbedaan jarak embarkasi dan Arab Saudi sehingga mempengaruhi jarak penerbangan. Dari 12 embarkasi, Makas­sar paling mahal dengan biaya mencapai Rp 38.905.808, sementara Aceh menjadi embarkasi dengan biaya paling murah yakni Rp 31.117.461. Besaran rata-rata BPIH tahun ini mencapai Rp 34.641.304 atau setara dengan US$ 2.585 (kurs US$ 1= Rp 13.400). Angka ini diklaim Kemenag mengalami penurunan US$ 132 dari tahun sebelumnya mencapai US$ 2.717.

BACA JUGA :  Ini 5 Oleh-oleh Khas Bogor, Cocok Buat Dijadikan Cinderamata

Direktur Pengelolaan Dana Haji Ke­menterian Agama, Ramadan Harisman menerangkan, duit yang dibayarkan ja­maah untuk biaya haji dipakai untuk tiga komponen, yakni sebagian ongkos tiket pesawat, sebagian biaya pemondokan Makkah dan uang saku SAR 1.500 yang dikembalikan ke jamaah.

Perinciannya sebagai berikut (den­gan asumsi rata-rata biaya haji Rp 34 juta dan kurs SAR 1 sama dengan Rp 3.570):Tiket, Airport Tax dan passenger ser­vice charge: rata-rata Rp 25.434.354Pemondokan Makkah: Rp 4.051.950Biaya hidup: SAR 1.500= Rp 5.355.000Total: Rp 34.641.304

Dari jumlah di atas, sebetulnya tidak cukup untuk menutupi biaya operasional haji. Masih ada biaya lain seperti pemon­dokan Madinah dan ongkos tambahan pe­mondokan Makkah. Belum lagi biaya un­tuk menunjang aktivitas jamaah lainnya, seperti transportasi, konsumsi dan lain­nya. “Dana tambahan itu kita peroleh dari dana optimalisasi tabungan haji jamaah,” kata Ramadan. (Yuska Apitya Aji)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================