PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menurunkan target pertumbuhan kredit pada 2016 menjadi berada pada kisaran 9 hingga 10 persen. Sebelumnya, angka pertumbuhan kredit yang diharapkan bisa mencapai 12 hingga 14 persen akhir tahun ini.Kemampuan.
Oleh : Winda Herviana
Tapi, dengan masih ada perÂlambatan sekaligus ekspeÂktasi awal 2015-nya lebih tinggi dibandingkan dengan sebelumnya, maka angka pertumÂbuhan yang kita perkirakan 9-10 persen,†ujar Direktur Treasury and Market Bank Mandiri PahaÂla N. Mansury, Minggu (19/6/2016).
Pahala berujar, penurunan target pertumbuhan kredit ini akan dituangÂkan dalam revisi Rencana Bisnis Bank (RBB) 2016. Menurut dia, secara nomiÂnal sebenarnya target pertumbuhan kredit tidak mengalami penurunan dari RBB yang disusun pada September 2015. Penyesuaian pertumbuhan kredit dilakukan karena potensi kredit tahun ini dinilai masih lebih rendah dibandÂingkan pertumbuhan kredit tahun lalu.
Pahala menuturkan, meski demikiÂan, tren pertumbuhan kredit Bank Mandiri hingga Mei lalu masih berada pada posisi yang cukup baik. PertumÂbuhan masih terjadi dalam semua sektor, terutama kredit sektor mikro, kredit korporasi, dan kredit konsumer.
Terkait dengan kredit konsumer, Pahala mencontohkan, pertumbuÂhan kredit untuk kepemilikan mobil dan sepeda motor tergolong menÂgalami pertumbuhan tinggi hingga 20 persen. “Kredit korporasi masih berada di level dobel digit, meski ada di batas bawahnya,†ucapnya.
Selanjutnya, pertumbuhan kredit korporasi pada kuartal II, menurut dia, sudah jauh lebih baik dari sebeÂlumnya. Namun kredit pada sektor kecil dan menengah masih belum mengalami pertumbuhan yang sigÂnifikan, seperti yang diharapkan.
Pahala mengatakan target laba perÂseroan tahun ini juga diprediksi masih bergerak datar (flat). Hal ini disebabÂkan peruntukan laba yang akan banÂyak diprioritaskan pada Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN).
Menurut Pahala, hingga kuartal II, masih terjadi peningkatan terÂhadap rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL). “Kita jaga rasio coverage NPL secara konÂsolidasi sekitar 120-an persen, bank only di atas 135 persen,†katanya.
Laba pada Maret lalu, kata Pahala, tergerus karena diperuntukkan bagi CKPN. Dia berharap pertumbuhan laba ke depan akan lebih baik, diikuti penuÂrunan NPL hingga akhir tahun. (net)
Bagi Halaman