Selain resor dan lapangan golf, di dalam kawasan seluas 3.000 ha itu akan juga dibangun theme park, alias taman bermain pertama di InÂdonesia berstandar internasional, yang pengerjaannya akan melibatÂkan perusahaan dari Los Angeles, Amerika Serikat.
Pembangunan theme park ini sebenarnya molor dari jadwal semula. Hary Tanoesoedibjo, pimpiÂnan Grup MNC, sebelumnya menarÂgetkan theme park ini beroperasi penuh mulai 2016.
Proyek ini akan dikembangkan di area luas 2.000 hektare (ha). Selain tempat wisata, anak usaha Grup MNC, PT MNC Land Tbk merenÂcanakan pembangunan kawasan peÂrumahan, hotel, gedung pertemuan, kawasan bisnis dan lapangan golf.
Manajemen Grup MNC mengÂklaim memiliki konsep hiburan yang lebih yahud ketimbang para pesaingnya. Kelompok usaha ini opÂtimistis menjadikan taman hiburan di Bogor itu sebagai alternatif desÂtinasi wisata setelah Bali ataupun Lombok di Nusa Tenggara Barat, dengan bekal konsep hiburan yang akan ditawarkannya.
Total investasi untuk seluruh proyek tersebut mencapai Rp 20 triliun. Dia menyatakan pembanguÂnan mega-proyek ini berlangsung secara bertahap.
Sekadar kilas balik, MNC mendapatkan aset di Lido berupa resort dan tanah dari membeli aset milik Grup Bakrie. PT MNC Land mengakuisisi PT Lido Nirwana Parahyangan, milik Grup Bakrie melalui rights issue senilai Rp 1,4 triliun pada tahun 2013.
Pembelian aset Lido itu berÂbarengan dengan pembelian konseÂsi lima ruas jalan tol milik PT Bakrie Toll Road. Kelima ruas tol itu adalah Kanci–Pejagan ( Jawa Barat dan Jawa Tengah), Pejagan–Pemalang (Jawa Tengah), Pasuruan–Probolinggo ( Jawa Timur), Cimanggis–Cibitung ( Jawa Barat), dan Ciawi–Sukabumi ( Jawa Barat).(*)