BOGOR TODAY- Adu jotos hingga pertengkaran yang terjadi antar anggota DPRD sering kali terjadi di IndoneÂsia. Kurangnya sopan santun perilaku para abdi masyaraÂkat tersebut berkaitan dengan tingkat pendidikan para wakil rakyat. Di Kota Bogor, tingkat pendidikan para wakil rakyat di dominasi lulusan SLTA.
Berdasarkan data BOGOR TODAY dari KPU Kota Bogor, prosentase tingkat pendidikan SLTA para anggota dewan kota hujan mencapai 36 persen. Sementara tingkat pendidikan Diploma Satu 2 persen, Strata Satu sebesar 22,49 persen, dan S2 mencapai 6,13 persen.
Anggota Dewan yang beriÂjazah SMA, mayoritas berasal dari PDI Perjuangan sebanÂyak 6 orang. Kemudian diikuti oleh PPP, Gerindra, dan DeÂmokrat yang masing-masing mencapai 2 orang. Sementara PKB, PKS, Golkar, Hanura maÂsing-masing mencapai 1 orang.
Wakil rakyat yang berijazah sarjana di dominasi oleh ParÂtai Gerindra dengan jumlah 4 orang. Kemudian dibayangi PKS dan Hanura sebanyak 3 orang. Sementara PDIP, GolÂkar, Demokrat, PAN, PPP seÂbanyak 2 orang. Selanjutnya PBB sebanyak 1 orang.
Anggota DPRD yang beriÂjazah strata dua, didominasi oleh Golkar sebanyak 3 orang, dan diikuti oleh Demokrat, PAN dan PKS yang masing-masing berjuamlah 1 orang. “Salah satu syarat menjadi anggota dewan cukup lulusan SMA. Total lulusan SMA pada anggota DPRD periode 2014- 2019 sebanyak 16 orang. Strata satu sebanyak 22 orang, strata dua sebanyak 6 orang. Dan diÂploma 1 sebanyak 1 orang yang berasal dari Hanura,†kata Ketua KPU Kota Bogor, UnÂdang Suntana, kemarin. (PatÂrick)
Bagi Halaman