Oleh : RISHAD NOVIANSYAH
[email protected]
CIBINONG, TODAY– MemÂburuknya ekonomi dunia yang berimbas pada tatanan keuangan Indonesia, memakÂsa pemerintah mengeluarkan moratorium untuk pembenÂtukan Daerah Otonomi Baru (DOB), termasuk pemekaran Kabupaten Bogor Barat.
Alhasil, keinginan warga Kabupaten Bogor wilayah barat untuk memiliki otoritas pemerintah sendiri alias menÂjadi Kabupaten Bogor Barat, kembali menggantung atas moratorium yang entah samÂpai kapan itu.
Ketua DPR RI Ade KomaruÂdin mengungkapkan, moratoÂrium DOB baru akan dicabut jika keuangan Indonesia membaik. Namun, politisi Golkar itu tak memiliki bayanÂgan harus sampai kapan menÂunggu keuangan Bumi Pertiwi bisa membaik.
“Saat ini sedang moraÂtorium karena imbas dari memburuknya perekonoÂmian dunia yang berimbas pada Indonesia. Sekarang sih hanya tinggal menunggu waktu saja kapan moratorium itu dicabut,†kata pria yang akrab disapa Akom saat menÂgungjungi Kabupaten Bogor, akhir pekan lalu.
Menurut Akom secara adÂministrasi, DOB Kabupaten Bogor Barat tak lagi ada masalah. “Administrasi suÂdah aman. Dengan jumlah penduduk Kabupaten Bogor yang mencapai 5,4 juta jiwa, pemekaran wilayah semakin relevan. Tapi sekarang harus menunggu dulu hingga kaunÂgan kita (Indonesia) memÂbaik,†tukasnya.
Sementara Bupati Bogor Nurhayanti mengungkapkan telah mempersiapkan segala hal untuk pemekaran Kabupaten Bogor Barat. Namun, NurhayÂanti tak bisa melakukan apa-apa jika ada moratorium ini.
“Kan yang mengesahkan tetap pemerintah pusat. SepÂerti yang diungkapkan Ketua DPR RI, kita hanya menunggu keputusan pusat. Tapi, segala persiapan mulai dari pemÂetaan wilayah hingga penyeÂdiaan pegawai pemerintahan sudah kami siapkan,†katanya.
Menurut Yanti, masyarakat di 16 kecamatan di wilayah barat Kabupaten Bogor harus memaklumi adanya moratoÂrium ini. Karena, jika dipakÂsakan maka dampaknya DOB justru tidak bisa berkembang atau menjadi mandiri.
“Iya, karena tetap kalau sudah memekarkan diri, harus menginduk dulu pada Kabupaten Bogor. Kalau di pusat sudah siap, pengesahan bakal segera dilakukan kok. Daripada dipaksakan, nanti imbasnya justru jadi buruk,†cetusnya
Bagi Halaman