Lebih jauh dr Fredi menjelaskan karena vaksin palsu tersebut mengandung antibiotik, risiko lainnya yang mun­cul adalah bahaya reaksi alergi berat (shock anafilaktik) dan juga resisten­si. Keduanya merupakan risiko dari pem­berian antibiotik sembarangan.

“Kalau vaksin asli kan sudah me­lalui good manufacuring practice (GMP) ada quality kontrol. Ini kan bikin-bikin sendiri oplos sendiri, bisa bayangkan kacau banget keamanannya tidak ter­jamin sama sekali. Kalau antibi­otik yang kita takutkan itu reaksi alergi berat. Bisa juga ke arah resis­tensi karena orang nggak ada indikasi tapi malah dikasih antibiotik,” lanjut dr Fredi.

BACA JUGA :  Kontrol Kadar Kolesterol usai Lebaran dengan 5 Makanan Murah Ini

Ia berharap, semua aliansi masyrakat untuk lebih waspada, sebab ini menyangkut masa depan bayi-bayi dalam masa pertumbuhannya. “Kasus ini harus diusut tuntas, polisi, pemerintah, rumah sakt dan masyara­kat harus an­tisipasi,” pungkas­nya.

BACA JUGA :  Turunkan Kolesterol usai Kalap Makan saat Liburan Lebaran dengan Ramuan yang Dijamin Ampuh

 

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================