Sebuah serangan terkoorÂdinasi juga ditargetkan kereta metro jam-jam sibuk, meneÂwaskan lebih lanjut 16 orang di ibukota Belgia. «Serangan ini menunjukkan dengan jelas bahÂwa terorisme merupakan ancaman global. Serangan ini, menargetkan orang-orang yang tidak bersalah dan merupakan tindakan teroris yang terencana dan keji,» kata Perdana Menteri Binali Yildirim kepada para wartawan di bandara.
Terdapat bukti awal bahwa masÂing-masing dari tiga pelaku bom bunuh diri meledÂakkan diri mereka setelah melepaskan tembakan,» ka t anya sembari menamÂb a h k a n b a h w a mereka datang ke bandara menggunakan taksi.
Presiden Turki, Tayyip Erdogan menyatakan bahwa serangan itu harus menjadi titik balik dalam perang global melaÂwan kelompok militan. «SeranÂgan, yang berlangsung selama bulan suci Ramadan, menunÂjukkan bahwa serangan terorÂisme dtidak menghargai iman dan nilai kemanusiaan,» kata Erdogan dalam sebuah pernyÂataan. «Bom yang meledak di Istanbul hari ini bisa saja terjadi di setiap bandara di kota mana saja di seluruh dunia,» katanya, kemarin.
Indonesia mengecam keras aksi bom bunuh diri di bandara ini. Hingga kini, pemerintah InÂdonesia memang tak mendapatÂkan laporan warganya menjadi korban. Namun, pemerintah RI melalui Kementerian Luar Negeri mengimbau warganya yang berada di Turki untuk terus waspada. «Pemerintah kembali mengingatkan kepada seluruh WNI yang ada di Turki untuk jaga keamanan pribadi, meningkatkan kewaspadaan, menghindari tempat-tempat keramaian yang dapat menÂjadi target teror serta mengikuti arahan dan himbauan otoritas keamanan setempat,» demikian kutipan pernyataan Kemlu melÂalui siaran pers, Rabu (29/6).
Menurut data Kemlu, saat ini terdapat 728 WNI di Turki. Dari keseluruhan angka tersebut, 310 di antaranya merupakan mahaÂsiswa dan sebagian lainnya merÂupakan pekerja di Turki. «KJRI Istanbul telah menugaskan staf untuk memantau di Bandara Attaturk, berkoordinasi dengan otoritas setempat, berkoordinasi dengan masyarakat Indonesia di Istanbul dan melakukan peneluÂsuran untuk mencari kemungkiÂnan adanya WNI yang menjadi korban, tulis Kemlu.
Agar dapat berkoordinasi dengan baik, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Istanbul membuka layanan hotline pada nomor +905319831534 (Ibu Ida). Bagi kerabat di Indonesia yang ingin mengetahui perkemÂbangan terakhir saudaranya di Turki dapat mengubungi +6281290070027.
(Yuska ApiÂtya/net)