BIASANYA puncak kesibukan dapur adalah sehari sebelum Hari Raya Idul Fitri tiba. Para ibu sibuk mempersiapkan menu khas hidangan Lebaran. Rupa-rupa aroma masakan tercium dan menggoda lidah untuk mencicipinya.
Mulai dari opor ayam, rendang, gulai, hingga ketupat sayur. Belum lagi, kudapan manisnya, seperti tapai ketan, kolang-kaling serta kue-kue. Nastar, kastangel, brownies, cake, lapis legit juga tiraÂmisu. Semua mulai dirapihkan, berjajar, di meja ruang tamu. Menggugah selera.
Setelah hari kemenangan itu tiba, selepas satu bulan berpuasa, aneka hidangan lezat ini bisa membuat kita lupa diri. Jika tak diÂbatasi, lezatnya aneka menu khas LebaÂran ini bisa merusak pola makan yang telah diatur selama satu bulan berpuasa.
Siapapun harus waspada, dan diperlukan kebijakan berpikir sebelum menyanÂtapnya. Sebab, semua makanan yang terhidang di hari Lebaran tersebut, umumnya mengandung lemak dan kalori yang sangat tinggi. Jika tak disiasati, efeknya, bisa tak baik untuk kesÂehatan.
Bukan hanya berat badan yang melonÂjak saat Lebaran beÂrakhir. Spesialis peÂnyakit dalam dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH bahkan meÂnyatakan, banyak peÂnyakit kronis mengintai karena faktor atau pengaÂruh hidangan Lebaran.
Mereka yang tak mamÂpu mengontrol makanan dengan baik saat Lebaran, maka penyakit kronis rentÂan meningkat, seperti hipertenÂsi, kolesterol, asam urat, serta gula darah yang tak terkontrol.
Bukan hanya itu, ketika puasa, tubuh tak menerima banyak asupan makanan. Namun ketika puasa usai, keingÂingan seseorang untuk mengkonsumsi makanÂan berlemak dan berkolesterol tinggi meningkat saat Lebaran. Maka tak jarang, banyak orang mendÂerita diare saat hari raya.
“Ini karena mereka terlalu banyak makan yang menyebabÂkan perut menjadi kaget untuk mencerna.â€
Penyebabnya memang diakui karena makanan. Namun, penyakit kronis dan berbahaya ini tidak akan terjadi jika Anda mengkonsumsi makanan dalam jumlah moderat.
Menyiasati agar penyakit kronis tak datang kata Ari sesungguhnya juga sangat mudah. Bagi penderita jantung, diabetes, kolesterol, dan hipertensi, mereka dapat mengkonsumsi sayur dan buah lebih banyak. Mengapa? Ini karena asupan buah dan sayur bisa menciptakan rasa kenyang lebih lama. Jadi, ketika tergoda menikmati menu khas Lebaran, Anda pun bisa mengontrol dan mengendaÂlikannya.
“Sayur dan buah bisa menyerap kolesterol dan gula lebih cepat dalam usus, sehingga penumpukannya tak akan cepat terjadi,†kata Ari. Ia pun menginÂgatkan, bukan hanya makanan khas Lebaran yang bisamenimbulkan penyakit.
Tetapi, jajanan tak sehat yang banÂyak dikonsumsi pasca Lebaran sepÂerti bakso, mie ayam dan lainnya, juga berkemungkinan menyeÂbabkan diare. Untuk itu, hindari pula makanan tersebut dan jangan dikonsumsi terlalu banyak. Latifa Fitria
Agar kondisi kesehatan tubuh lebih terkontrol, disarankan pula melakuÂkan check-up kesehatÂan. Ini penting bagi mereka yang memiliki penyakit diabetes, kolesterol, hipertensi dan sakit jantung. Tapi bagi yang sehat, dianjurkan pula menÂjalani puasa syawal, agar asupan makanan yang berlebih bisa terÂkontrol kembali.
Tips masak sehat
Untuk menyiasati agar hidangan khas Lebaran lebih sehat, Chef Gungun Chandra, juga punya solusinya. Berikut tipsnya:
-Untuk membuat opor ayam yang lebih sehat, buang kulitnya. Diyakininya, kulit ayam mengandung lemak lebih banyak dibandingkan bagian ayam yang lainÂnya.
-Untuk membuat masakan daging, piliÂhlah daging tanpa lemak untuk membuat renÂdang.
-Lebih baik jika Anda memasak hidangan Lebaran untuk satu hari saja, karena terlalu sering menghangatÂkan makanan akan menyebabkan rusaknya nutrisi yang terkanÂdung dalam makanan tersebut.
-Anda bisa mengganti beras merah untuk membuat ketupat, karena beras merah mengandung rendah kalori dan serat yang lebih banyak dibandingkan beras putih.
Bagi Halaman