BUDAYA atau Kebudayaan adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. https:// id.wikipedia.org/wiki/Budaya.
Oleh: NURHIDAYATI SALEH, S.Pd
Guru SMAN 1 Cibinong – Kabupaten Bogor
Pelestarian dan pengembangan unÂÂsur-unsur budaya Indonesia yang unik dan beragam sanÂÂgat didukung oleh pemerintah terutama Departemen PendiÂÂdikan dan Kebudayaan. Hal ini terbukti pada Kurikulum 2006 dan 2013, DINAS PENDIDIKAN dan SATUAN PENDIDIKAN dapat mengembangkan mata pelajaran MULOK sendiri.yang disesuaikan dengan kearifan lokal daerah masing-masing sepÂÂerti yang tercantum pada LAMPIRAN P E RAT U RA N MENTERI PENÂÂDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDOÂÂNESIA NOMOR 70 TAHUN 2013 TENTANG SILABUS SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH. Di sini disebutkan bahÂÂwa Silabus dikembangkan oleh: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Dinas Pendidikan
Silabus yang dikembangkan pada tingkat daerah yaitu silaÂÂbus sejumlah bahan kajian dan pelajaran dan/atau mata pelajaÂÂran muatan lokal yang ditentuÂÂkan oleh daerah yang bersangÂÂkutan.
Silabus muatan lokal yang berlaku untuk seluruh wilayah provinsi ditetapkan oleh dinas pendidikan provinsi.
Silabus muatan lokal yang berlaku untuk seluruh wilayah kabupaten/kota ditetapkan oleh dinas pendidikan kabupaten/ kota.
Satuan Pendidikan
Silabus yang dikembangkan pada tingkat satuan pendidikan yaitu silabus muatan lokal yang berlaku pada satuan pendidikan yang bersangkutan.
Di propinsi Jawa Barat misÂÂalnya sudah disepakati bersama bahwa MULOK Bahasa Sunda sebagai mata pelajaran pilihan wajib di tingkat SMA. Selain untuk memperkenalkan segala sesuatu tentang Bahasa Sunda (Struktur bahasanya, Tingkatan bahasanya/Undak Usuk*) kepaÂÂda semua siswa, keturunan asli ataupun pendatang, juga melesÂÂtarikan Bahasa Sunda di bumi sunda adalah tuÂÂjuannya. Sudah banyak guru l u l u s a n I n s t i t u t / Faku l t as pendiÂÂd i k a n y a n g berlatar belakang PendidiÂÂkan BaÂÂhasa SunÂÂda yang berkomÂÂpeten mengajar di sekolah-sekoÂÂlah di wilayah Jawa Barat walauÂÂpun jumlahnya belum memadai untuk memenuhi kebutuhan semua sekolah di propinsi ini.
Unsur budaya yang dapat juga dilestarikan dan dikemÂÂbangkan di tingkat sekolah seÂÂlain bahasa adalah adat istiadat, pakaian dan karya seni. Saat ini sudah mulai dianjurkan keÂÂpada semua warga sekolah dan pegawai kantor pemerintahan di wilayah Jawa Barat untuk menggunakan baju kebaya dan pangsi/raksukan urang sunda pada hari Rabu.
Selain itu, ada mata pelajaran SENI BUÂÂDAYA yang meruÂÂpakan mata pelajaÂÂran wajib Kelompok B di tingkat SMA. Salah satu materi pokok yang diajarkan sesÂÂuai panduan dalam silabus adalah penyaÂÂjian karya musik dan pagelaran musik. Guru bidang studi Seni BudaÂÂya di wilayah Jawa-Barat sudah mulai memasukkan seni budaya lokal sebagai materi pokok misalnya ke dalam satu paket pagelaran/ pertunjukan seni yang berisi : Tarian tradisional sunda (misalnya Tari Jaipong, Tari Ketuk Tilu, Tari Digenjring BonÂÂyok, Tari Siputri Sintren) atau
Permainan tradisional sunda (misalnya Hompilah/ Hompimpah, Kalongking, Bancakan, Sunda Manda, Prepet Jengkol, Paciwit-ciwit Lutung, Cingciripit, Pim-pom Pilem, Sasalimpetan, Ucang-ucang Angge) atau
Upacara adat sunda (misalÂÂnya Upacara adat Seren Taun, Upacara Adat Pesta Laut, UpaÂÂcara Sepitan/Sunatan, Upacara Tingkeban)
yang diiringi oleh pelantun lagu sunda dengan alat musik t r a d i s i o n a l sunda (misalÂÂn y a Ka r i n d ÂÂing, TarawaÂÂngsa, Jentreng, Kecapi, Angklung, Calung, Celempung, Arumba, Rebab, Suling) dan semua personil yang terlibat dalam pagelaran tersebut memakai pakaian adat sunda. Bahkan di acara sekolah misalÂÂnya Penglepasan Siswa dan PerÂÂingatan Hari-Hari Besar menÂÂgadakan pertunjukan budaya sunda yang melibatkan siswa.
Setiap sekolah di penjuru negeri ini harus tetap memÂÂperkenalkan atau mengajarkan budaya daerahnya masing-masing kepada siswa-siswanya sebagai keturunan/generasi penerus agar mereka menjadi generasi yang berbudaya dan menjunjung tinggi budayanya.
Catatan * undak usuk yaitu tingkatan bahasa yang berupa bahasa halus/hormat ( digunakÂÂan dalam suasana resmi atau digunakan saat berbincang denÂÂgan orang tua atau orang yang kita hormati juga kita gunakan untuk berbicara dengan orang yang belum kita kenal), bahasa loma / sedang(digunakan dalam bahasa sehari-hari saat berbinÂÂcang dengan lawan bicara yang sederajat/teman),dan bahasa kasar/garihal (digunakan saat marah, ngambek, ngeledek, beÂÂrantem). Contoh : Saya dalam bahasa sunda halus adalah kurÂÂing/simkuring ; abdi untuk baÂÂhasa loma dan aing untuk baÂÂhasa kasar. (*)
Bagi Halaman