Pembangunan RSUD Critical Area dibangun dengan mempertahankan pengembang PT Adhi Karya dari hasil lelang. Peletakkan pondasi pertama telah diresmikan oleh Walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto yang didampingi oleh Direktur RSUD Kota Bogor, Dewi Basmala beserta Wakil Ketua DPRD Kota Bogor, Sopian SE, serta Ketua Komisi C DPRD Kota Bogor, Zaenul Mutaqin dan beberapa Kepala Dinas lainnya, kemarin.
Oleh : Abdul Kadir Basalamah
[email protected]
Walikota Bogor, Bima Arya SuÂgiarto optimis bahwa pembanÂgunan RSUD Critical Area dapat berjalan selama 5,5 bulan kedepan atau selama 170 hari. Ia juga masih memÂpertahankan pengembang PT Adhi Karya karena sudah melalui pelelangan yang diÂlakukan oleh ULP dengan anggaran senilai Rp60 miliar. Nantinya ruang Critical Area tahap satu akan dibangun dengan tinggi tiga lantai.
“Tadi sudah dipaparkan secara teknis bahwa kita maÂsih bisa mengejar pembanguÂnan hingga akhir tahun. TarÂgetnya rampung Desember. Memang sebelum pembanguÂnan RSUD, pada proses peleÂlangan, nyaris gagal lelang,†kata Bima.
Bima menambahkan, karena program pembanÂgunan menyangkut kepentÂingan publik, ia memastiÂkan tidak boleh gagal lelang karena diyakininya tidak ada kepentingan apapun. Oleh karena itu, dilakukan pemanÂtauan proses pelelangan keÂmarin, sekaligus melakukan koordinasi dengan kepolisian sehingga ada perlindungan supaya prosesnya tidak gagal.
Bima juga menerangkan, pengembang harus bisa membangun dengan tepat waktu dan memberikan jamiÂnan kualitas sesuai dengan spesifikasi yang diajukan. “Yang pasti selama pembanÂgunan tidak boleh ada penuÂrunan kualitas pelayanan. Seluruh pelayanan harus diantisipasi dan harus tetap steril. Proses pembangunan inipun baru tahap pertama dan maketnya seluruhnya selesai di tahun 2018 mengÂgunakan APBD dan Bantuan Pemprov Jabar,†paparnya.
Terpisah, Dirut RSUD Kota Bogor, Dewi Basmala menjelaskan, pembangunan Critical Area itu terdiri atas tiga lantai yaitu lantai pertaÂma hemodealise yang tadinya hanya melayani tujuh pasien nanti menjadi 40 pasien, yaitu penambahan kamar operasi sebelum dibangun hanya ada dua menjadi delaÂpan kamar operasi include di dalamnya sudah bisa kita lakukan ketlap.
Tak hanya itu, sambung Dewi, pasien BPJS yang dilariÂkan ke RS. Harapan, setelah pembangunan tahap satu seÂlesai, bisa dialihkan ke RSUD Kota Bogor. Bahkan, dalam bangunan tahap satu itupun akan ditambah ICCU, ICU JanÂtung, Nicu, Picu di mana venÂtilatornya akan ditambahkan sehingga pasien yang ditolak di RS lain dapat ditampung di RSUD Kota Bogor.
Dewi mengakui, selama pembangunan, Managemen Konstruksi (MK) akan menÂgawasi semua kualitas dari pada pembangunan dan wakÂtu pembangunan itu yang inÂcash. Ia meyakini, gedung taÂhap satu itu pun sudah dapat dipergunakan pada Maret 2017 mendatang.
Selain itu pihaknya juga sudah merancang dampak pembangunan sejak enam bulan yang lalu. Rencana reÂlokasi sudah dipersiapkan sehingga pelayanan tidak terganggu. “Bisa dilihat juga awal pemancangan tadi tidak menimbulkan suatu kebisinÂgan karena mereka bekerja 24 jam dengan tukang seÂbanyak 400 orang karena mengejar waktu 5,5 bulan,†tandasnya.
Dewi mengatakan, mengÂgunakan anggaran Rp60,2 miliar itu pun untuk memÂbangun tiga lantai termasuk untuk AC dan Lift. “Setelah seÂluruh bangunan dengan tahaÂpan tiga tahun, akan tersedia tempat tidur sebanyak 500 tempat tidur. Sedangkan unÂtuk pembangunan tahap satu hanya akan bertambah sebanÂyak 100 tempat tidur dan 8 kaÂmar operasi,†jelasnya.
Di tempat yang sama, KetÂua Komisi C Zaenul Mutaqin menuturkan, pihaknya akan melakukan pengawasan hingÂga bangun itu benar-benar selesai dibangun. Menurut Zaenul, proses pelelangan yang sempat gagal memang membuat Pemkot kehilangan waktu pembangunan hingga 1,5 bulan. Tetapi, setelah peresmian tiang pancang, pembangunan itu pun bisa berjalan dengan lancar dan baik.
“Nah, masalahnya yang sekarang kita hadapi adalah cuaca karena ini pembanguÂnan fisik sehingga cuaca sanÂgat berpengaruh. Kita sendiri mengetahui kalau di Kota BoÂgor hampir tiap hari hujan. Mudah-mudahan dengan kontraktor profesional, saya rasa PT Adhi Karya cukup kredibel membangun proyek besar dan dapat berjalan dengan baik. Kami komisi C akan mengawal proses pemÂbangunan sampai gedung ini betul-betul selesai dan bisa digunakan,†tegasnya.
Zaenul berharap, pemÂbangunan itu pun berjalan tepat waktu, karena gedung sangat dibutuhkan untuk pelayanan kepada masyarat Kota Bogor. Terlebih, ada proses pembangunan sebanÂyak tiga tahap sehingga dapat tersedia sebanyak 500 temÂpat tidur. “Dengan pembanÂgunan tiga tahap nantinya, mudah-mudahan pelayanan bisa maksimal. Selain itu, Pemkot juga harus memperÂhatikan bagaimana proses gagal lelang tidak terjadi lagi di Kota Bogor,†pungkas ZaeÂnul.
(Abdul Kadir BasalaÂmah/ed:Mina)
Bagi Halaman