Ketiga, buat tim kreatif. Tugas tim kreatif ini mencari semua informasi tentang calon peserta didik baru, bisa ulang tahunnya, hobynya, cita-citanya dan lain-lain. Berbekal dari data ini tim kreatif membuat acara kejutan yang semarak dan heÂÂboh, tapi dalam batas-batas kewajaran serta tetap bernilai edukatif, karena ini di lembaga pendidikan.
Kejutan bisa berupa si calon peserta didik yang ulang tahun diberi hadiah, didatangkan orang tuanya atau idolanya jika memungkinkan. Didoakan dan jangan di kerjaain, seperti melempar dengan tepung atau telur yang sering dilakukan oleh anak muda selama ini.
Dengan membuat acara keÂÂjutan yang berkesan bagi calon peserta didik baru, maka calon peserta didik baru ini merasa diperhatikan dan disayang oleh kakak kelasnya. Nanti tahun deÂÂpan gantian calon peserta didik baru ini akan membuat acara yang sama atau lebih baik lagi pada adik kelasnya.Tidak sepÂÂerti sekarang biasanya kakak kelas balas dendam pada adik kelas, karena mereka juga dikerÂÂjaain oleh kakak kelasnya tahun yang lalu. Inilah lingkaran setan yang terjadi selama ini dan ini menjadi bibit-bibit kekerasan di sekolah, yang selanjutnya melestarikan tradisi tawuran di kalangan pelajar.
Dan Alhamdulillah bapak Mendikbud Anies Baswedan sudah paham akan masalah ini, yaitu dengan membatasi peran kakak kelas dan menambah perÂÂan bapak serta ibu guru dalam kegiatan MOPDB (Masa OrienÂÂtasi Peserta Didik Baru).
Keempat, semua stakeÂÂholders sekolah harus menjadi pelayan. Budaya kita, biasanya orang baru harus menghorÂÂmati dan melayani orang lama, kanapa tidak kita balik saja, yaitu orang lama mengalah unÂÂtuk menghormati dan melayani orang baru. Bukankah yang namanya orang baru pasti binÂÂgung dengan suasana baru? Maka orang lama harusnya yang lebih peka dan peduli terhadap orang baru, misal orang lama memberi salam terlebih dulu pada orang baru. Atau orang lama yang memberitahu temÂÂpat perpustakaan atau Masjid kepada orang baru yang kebinÂÂgungan mencari tempat terseÂÂbut. Baiklah orang lama harus menyebarkan virus kebaikan 5 S (salam, senyum, sopan, sapa dan santun) sehingga calon peserta didik semakin senang dan bangga dengan sekolah baÂÂrunya. Jayalah Indonesiaku.