PARIS TODAY—Pemerintah Prancis tengah mempertimÂbangkan pelarangan pendanÂaan asing untuk operasi masjid sebagai salah satu strategi anyÂar kontra-terorisme menyusul adanya gelombang baru teror di negaranya.
“Ada kebutuhan untuk meÂninjau format hubungan baru dengan Muslim Perancis. Kita hidup di era yang berubah dan kita harus mengubah sikap. Ini merupakan revolusi dari budaÂya keamanan kita. Perlawanan terhadap radikalisasi merupakÂan tugas generasi ini,†ujar PerÂdana Menteri Perancis, Manuel Valls, kepada Le Monde.
Larangan ini, kata Valls, akan diberlakukan dalam jangÂka waktu yang tak ditentukan, tapi tidak menjabarkan lebih lanjut detail dari kemungkinan larangan itu.
Insiden terakhir dari gelÂombang baru aksi terorisme di Perancis ini dimulai dengan serangan truk di Nice yang merenggut 85 nyawa dan meÂlukai 300 orang lainnya pada Juli lalu.
Sebulan setelahnya, teÂpatnya Selasa (26/7/2016), ketika dua pemuda masuk ke dalam sebuah gereja, meÂnyandera para jemaat, dan menyayat leher sang pendeta hingga tewas.
Valls mengatakan bahwa kini Perancis sedang berperang dan memperkirakan akan lebih banyak kekerasan.
“Perang ini, yang tidak hanya menjadi perhatian PerÂancis, akan panjang dan lebih banyak serangan. Namun, kita akan menang karena PerÂancis punya strategi untuk memenangkan perang ini. Pertama, kita harus menghanÂcurkan musuh eksternal,†katÂanya seperti dikutip The IndeÂpendent. (Alfian M|cnn)
Bagi Halaman