Untitled-12PASCA Nurhayanti resmi menjadi Bupati Definitif pada Maret 2 015 lalu, hingga kini ia masih saja senang menjomblo alias tak memiliki Wakil Bupati.

Oleh : HENDI NOVIAN
[email protected]

Padahal luas Kabu­paten Bogor yang tak mungkin bisa diatasi Bupati se­orang diri, kekoson­gan kursi Wakil Bupati ini tentu sangat berdampak pada roda Pemerintahan yang di Pimpin­nya, padahal sebelumnya ang­gota DPRD Kabupaten Bogor sudah mempersiapkan segala aturan untuk menyandingkan Nurhayanti dengan wakilnya, namun hal itu tak sertamerta ditindak lanjuti oleh DPRD ter­jadi begitu panjang

Sehingga digadang gadang bulan Oktober mendatang tak lagi sendiri memimpin Kabu­paten Bogor, karena DPRD su­dah menargetkan pada bulan ke 10 tersebut, jabatan wakil bupati yang hampir dua tahun dibiarkan kosong segera terisi.

BACA JUGA :  Rapat Paripurna Terakhir Bima Arya - Dedie Rachim, Sahkan 2 Perda

Keputusan tersebut di­ambil, dalam rapat paripur­na, setelah enam dari tu­juh fraksi diantaranya PPP, PDI Perjuangan, Gerindra, Restorasi Kebangsaan, PKS dan Demokrat mendesak pimpinan DPRD secepatnya membentuk panitia pemilihan (Panlih).

“Keberadaan orang nomor dua itu sangat dibutuhkan mengingat banyaknya persoa­lan yang tak kunjung tersele­saikan, termasuk didalamnya soal SILPA yang dua tahun berturut-turut menembus an­gka di atas Rp 1 triliun lebih,” kata Sekretaris Fraksi Partai Demokrat Ade Senjaya, saat ditemui usai sidang paripurna pengesahan Perda Kawasan Tanpa Rokok (KTR).

Menurut Ade, selain soal SILPA, akibat takadanya wakil bupati, Pemerintah Kabupat­en Bogor pun terpaksa harus menghadapi gugatan, gara-gara persoalan jalan rusak. “Ini baru satu kasus saja yang mencul kepermukaan dan ini terjadi, imbas lemahnya para petinggi Kabupaten Bogor menjalin komunikasi dengan rakyat. Jika saja ada wakil bu­pati, kemungkinan besar kasus digugat Pemerintah Kabupat­en Bogor dalam hal ini Bupati, tidak akan terjadi,” ungkap Anggota Komisi III.

BACA JUGA :  Halalbihalal Perumda Tirta Pakuan, Wali Kota Bogor Apresiasi Kinerja Pelayanan

Layaknya gayung bersam­but, hal senada ditegaskan Anggota Fraksi PKS Eko Syaiful Rohman, Anggota DPRD asal Dapil II ini mengatakan, rakyat Kabupaten Bogor sudah lama menunggu kehadiran wakil bu­pati, tapi entah kenapa DPRD sebagai lembaga perwakilan rakyat tak kunjung melaksana­kan pemilihan.

============================================================
============================================================
============================================================