Akan tetapi justru disisi lain nama – nama yang dinilai pubÂÂlik mempunyai kinerja yang baik dan kontribusi signifikan justru di singkirkan, seperti IgÂÂnasius Jonan, Rizal Ramli, Anies Baswedan malah di copot dari jabatannya, tersingkirnya tiga nama itu justru menegaskan bahwa Jokowi bener – bener telah meninggalkan kabinet profesioanal seperti janjinya saat kampanye dulu.
Beberapa nama menteri yang sebenarnya masuk dalam prioritas patut diganti yang kinerjanya gak jelas bahkan amburadul malah tidak disenÂÂtuh sama sekali. Hal ini menyÂÂiratkan bila kinerja bukanlah indikator utama untuk evaluasi atau perbaikan. Akan tetapi lebÂÂih kepada politik akomodatif.
Resaffle kali ini bisa dibiÂÂlang tidak memberi pesan jelas terhadap publik soal indikator dalam mengevaluasi menteri – mentrinya yang membuat PresÂÂiden merombak kabinet. PadaÂÂhal publik berhak mengetahui indikator penilain presiden terÂÂhadap para menterinya.
Persepsi publik seharusnya bisa menjadi ajuan bagi pemerÂÂintah sehingga dapat memberiÂÂkan nilai positif dan tingkat keÂÂpercyaan masyarakat terhadap parpol dan pemerintah. Karena dukungan rakyat sangat pentÂÂing bagi pemerintah.
Yang menarik dalam issu Resaffle kali ini adalah MenguatÂÂnya akomodasi kabinet seakan dengan jelas menunjukan bila Jokowi belum sepenuhnya beroreintasi dan berkonsentrasi memperbaiki kinerja kabinetÂÂnya di sisa waktu kekuasaannya yang masih ada. Akan tetapi lebih kepada memperkuat atau memperkokoh kuda kuda poliÂÂtiknya dengan menambah parÂÂpol pendukung dan juga relawan relawannya. Jika benar demikian arahnya, sudah bisa dinilai bila Jokowi sudah sejak dini berpikir untuk mengamankan posisinya pada Pilpres 2019 nanti.
Bagaimanapun Reshuffle telah terjadi. Kini saatnya maÂÂsyarakat menaruh harapan besar terhadap kabinet kerja saat ini. Terutama dengan berÂÂgabungnya Sri Mulyani dalam kabinet ini dinilai sebagai moÂÂtor penggerak kabinet.
Namun disisi lain yang tak kalah pentingnya yang harus diingat adalah sudah bukan saatnya lagi untuk para menteri dan pemimpin bangsa ini untuk saling unjuk kekuasaan. NaÂÂmun lebih kepada kinerja. Dan semoga sesuai dengan harapan masyarakat indonesia untuk bisa lebih baik dan lebih menseÂÂjahterakan rakyat. (*)