IMG-20151019-WA0027JAKARTA TODAY– Investor asing sudah dilarang untuk in­vestasi tangkap ikan di Indone­sia. Sebab jika diperbolehkan, maka terlalu banyak kerugian daripada keuntungannya untuk Indonesia.

Menteri Kelautan dan Peri­kanan, Susi Pudjiastuti, menye­but bebasnya kapal asing melaut di Indonesia membuat korupsi makin marak. Suap pun terjadi di berbagai lapisan masyarakat.

“Memang ada beberapa pengusaha, tokoh masyarakat, pejabat, aparat , dan lain-lain yang dapat fee dari kegiatan bisnis penangkapan ikan kapal-kapal asing,” kata Susi, Senin (8/8/2016).

Setelah kegiatan tangkap ikan oleh kapal asing dihenti­kan, para oknum ini sekarang kurang pemasukan. Akibatnya melakukan segala cara supaya asing diperbolehkan menang­kap ikan lagi di laut Indonesia. “Mereka inilah yang dua tahun tidak dapat lagi itu fee atau komisi pengamanan kegiatan penangkapan ikan secara ile­gal. Mereka terus mencoba dengan segala cara. Semua pin­tu diketuk. Organisasi dipakai untuk teriak kepentingan yang terganggu. Akademisi dipakai dan disuruh menganalisa se­cara ilmiah. Untuk memper­tanyakan kenapa sekarang Pemerintah Membuat investasi penangkapan ikan tertutup untuk asing, dan membuka investasi pengolahan diperbo­lehkan sampai dengan 100% untuk asing,” ujarnya.

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kabupaten Bogor Hari Ini, Selasa 7 Mei 2024

Susi merasa dilarangnya asing menangkap ikan di Indo­nesia sudah sesuai dengan misi pemerintah menjadikan Laut Indonesia sebagai masa depan bangsa. “Dua tahun perang terhadap illegal, unreported, dan unregulated (IUU) fishing di­lakukan dimulai dengan permen moratorium untuk kapal-kapal eks asing dua kali enam bulan dan pelarangan transhipment, analisa, dan evaluasi dilakukan,” katanya.

“Yang akhirnya industri peri­kanan menyumbangkan per­tumbuhan PDB akhir tahun 2015 menjadi 8,96%, hampir dua kali dibanding sektor lainnya. Nilai tukar nelayan di tahun 2014 Sep­tember hanya 102 naik di awal tahun 2016 mencapai 110,” tam­bah Susi.

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kabupaten Bogor, Senin 6 Mei 2024

Hasil nyata lainnya adalah harga ikan yang mulai turun dan terjangkau sambil menyumbang deflasi 0,42%. Ikan pun bisa menjadi sumber protein yang murah ketimbang daging sapi yang harganya mahal. “Thai­land terpuruk PDB perikanan­nya, pertama kali minus PDB perikanannya. Begitu juga (neg­ara) yang lain, Semua itu mesti­nya menyadarkan kita Indonesia bisa dan mampu dan kita punya. Saya yang memiliki pendidikan terendah di jajaran anak bangsa, merasa bangga mengatakan dan menyatakan hal ini,” tegas Susi. (Yuska Apitya/dtk)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================