Sementara itu, untuk e-money atau uang elektronik Mandiri berbasis kartu ditarget­kan akan mencapai 9 juta peng­guna di akhir tahun 2016 dari 8 juta pengguna per Juni 2016. Nilai transaksi e-money sudah mencapai Rp 200 – Rp 300 mil­iar per bulan, dan 30 juta vol­ume transaksi per bulan.

Rico bilang, Bank Mandiri akan bekerjasama co-branding dengan tiga bank untuk men­ingkatkan penggunaan e-mon­ey. Rencanannya, tiga bank itu akan terdiri dari 2 Bank Pem­bangunan Daerah (BPD) dan 1 bank swasta. “Dalam waktu dekat, Bank Jawa Barat Ban­ten (BJB) akan bekerjasama co-branding e-money dengan Mandiri,” ujarnya.

BACA JUGA :  Kolaborasi Antisipasi Krisis Iklim Melalui Penanaman Pohon di Wilayah Kabupaten Bogor

Proses pelaksanaan co-branding e-money masih dalam proses perizinan di Bank Indonesia (BI). Jika BI mem­berikan izin, maka bank pelat merah ini akan merealisasikan pembentukan kartu e-money secara bersama-sama di kuar­tal IV- 2016. Saat ini, Mandiri telah membentuk co-branding e-money dengan 2 BPD, yaitu BPD Jawa Tengah dan BPD Bali.

BACA JUGA :  Resep Membuat Sayur Lodeh Kikil untuk Menu Lezat Penambah Napsu Makan

Dalam meningkatkan bis­nis uang elektronik, Bank Man­diri menyiapkan investasi un­tuk pengembangan teknologi informasi (TI) sebesar US$ 11 juta hingga akhir 2016. Ada­pun, perusahaan telah meng­gunakan dana sekitar US$ 10 juta untuk penggunaan inves­tasi TI e-money selama semes­ter I-2016. (Imam/kontan)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================