JAKARTA TODAY– Sekretaris Mahkamah Agung (MA) NurhaÂdi akhirnya lengser di tengah pemeriksaan KPK atas dirinya. Kini, kursi Sekjen MA masih kosong dan menunggu pengaÂjuan nama baru. Pengunduran Nurhadi ini sarat kontriversi.
Sepanjang Nurhadi menjadi Sekretaris MA, hakim agung Gayus konsisten mengkritik gaya kepemimpinannya. Data yang dihimpun, Gayus dilantik menjadi hakim agung pada NoÂvember 2011. Sebulan setelahnÂya, Nurhadi dilantik menjadi Sekretaris MA. Sebagai mantan anggota DPR yang mengagungÂkan demokrasi dan transparÂansi lembaga, Gayus mulai gerah dengan gaya kepemimpinan Nurhadi menjalankan nakhoda MA. Kritikan pertama ia lonÂtarkan saat para hakim agung duduk di pesawat kelas ekoÂnomi, tapi para PNS MA malah duduk di kelas bisnis. Protokoler tersebut dinilai tidak etis karena tidak sesuai dengan fungsi dan perannya. Gayus juga memperÂtanyakan transparansi pengeloÂlaan keuangan MA.
Gayus juga menyerukan upaya pembenahan institusi MA sesuai dengan amanat reformasi dan penciptaan institusi negara yang bersih, efisien, dan bebas dari praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Gayus meÂnyerukan pembenahan prioritas jangka pendek yaitu pengemÂbangan transparansi dan akuntÂabilitas pada aspek pengorganÂisasian MA dan kinerja MA. Atas kritikan itu, Nurhadi berang dan naik pitam. “Saya nggak pernah takut sama siapa pun, karena saya clean. Saya nggak peduli, saya labrak betul (Gayus LumÂbuun) karena saya clean. Saya jamin satu rupiah pun saya tidak punya pikiran untuk main-main terutama dalam anggaran. KaÂlau eselon I ketahuan (korupsi) sama saya, saya amputasi,†kata Nurhadi di ruang kerjanya kala itu.
Hakim agung Djoko SarwoÂko yang juga juru bicara MA dan Ketua Muda MA bidang Pidana Khusus ikut membela koleganÂya. “Kalau Gayus Lumbuun kerÂena dari anggota DPR pindah ke MA yang harapannya mau menÂjadi pimpinan tetapi ternyata tidak laku. Jadi dia kecewa berat lalu menciptakan konflik. Gayus Lumbuun ngawur itu. Saya suÂdah delapan tahun jadi hakim agung tidak pernah merasa diÂnomorduakan karena saya tidak gila hormat,†kata Djoko.
Atas berbagai kritikan itu, Gayus pelan-pelan disingkirkan secara sistematis. Di sisi lain, gaya kepemimpinan pimpinan MA semakin tak terkontrol sepÂerti saat menyewa pesawat jet pribadi untuk rapat di Wakatobi pada Mei 2014.
Lima tahun berselang, kekhawatiran Gayus itu kini terÂbukti. Lembaga tertinggi yang seharusnya bersih, agung dan menjaga marwah ke-Ilahi-an, malah memberikan tontonan sebaliknya. Orang-orang di sekiÂtar lingkaran Nurhadi satu per satu ditangkap KPK, dari Edy Nasution hingga Andri TristianÂto Sutrisna. Kala itu, KPK sudah menyebut ada gunung es di MA yang susah ditembus. “Sistem harus kita perbaiki. Untuk MA itu banyak. Tapi sebenarnya mereka tidak konsisten dengan sistem operating yang sudah mereka buat. Sudah ada kok, mana yang belum diatur di negÂeri ini? Enggak konsisten saja semuanya,†cetus pimpinan KPK Saut Situmorang.
Nurhadi juga disebut-sebut terlibat, sehingga KPK mengeluÂarkan Surat Perintah PenyelidiÂkan untuk menyelidiki Nurhadi pada 22 Juli 2017. Di tengah pusaÂran itu, Nurhadi akhirnya menÂgundurkan diri. “Maka dengan demikian dengan pengunduran diri itu akan efektif pada tanggal 1 Agustus besok,†kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung.