62069518JAKARTA, TODAY—Tarif tol Jakarta-Cikampek naik mulai hari ini, Sabtu (22/10/2016). Kenaikan tarif tol ini sesuai dengan Keputusan Menteri PUPR Nomor 799 Tahun 2016 yang dikeluarkan pada, Jumat (14/10/2016) lalu.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia, Zaldy Ilham Masita, mengatakan tak dampak yang signifikan bagi para pelaku usaha logistik. Menurutnya, kenaikan tarif tol tersebut tidak terlalu memberatkan.

“Dampaknya sih sedikit ya, enggak banyak. Karena memang persentase kenaikannya dibandingkan biaya transportasi itu sedikit. Kita juga enggak sampai menaikkan harga jual. Jadi memang tidak terlalu terpengaruh banget,” ujar Zaldy.

Zaldy mengatakan, yang memberatkan para pelaku usaha logistik sebenarnya bukan dari tarif tol, melainkan dari kemacetan yang sering terjadi di dalam tol itu sendiri.

BACA JUGA :  Resep Membuat Sayur Gurih Nangka Muda, Dijamin Keluarga Nambah Terus

“Dengan persentase kenaikan harga tol dengan ongkosnya truknya itu memang kecil. Jadi kita memang kita nggak perlu mengejar harga jual. Tapi masalahnya kan macetnya makin parah, jadi bikin pengeluaran untuk bahan bakar jadi lebih tinggi,” tuturnya.

Kendati tidak terlalu berpengaruh, namun Zaldy masih berharap supaya pemerintah tidak menaikkan tarif truk. Dirinya mengatakan akan lebih baik jika hanya kendaraan pribadi yang dinaikkan tarifnya.

“Akan lebih baik itu yang dinaikkan hanya untuk kendaraan pribadi. Sedangkan untuk tol dalam kota dinaikkan untuk kendaraan truk, biar truk tidak banyak lewat tol dalam kota. Kan jadi adil,” kata Zaldy.

BACA JUGA :  Menu Makan Siang dengan Ayam Kecap dan Telur Spesial yang Lezat dan Sedap Bikin Keluarga Ketagihan

Harusnya Turun

Sementara itu, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Rosan Roeslani menyatakan, seharusnya pemerintah tidak menaikan tarif tol tersebut. Dirinya menilai, seharusnya tarif tol justru malah turun mengingat jumlah kendaraan yang semakin bertambah.

“Begini, biasanya jalan tol itu kalau di luar negeri semakin lama semakin turun ya. Tapi di Indonesia makin lama makin naik, padahal kendaraan semakin banyak yang melewati,” ungkap Rosan kepada detikFinance.

“Dan investasinya kan berarti sudah panjang, mestinya kan pengembalian ke investor sudah cukup. Jadi harusnya turun, bukan malah naik,” tutur Rosan.

 

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================