“Kementerian Keuangan terus menerus akan bekerja sama dengan seluruh stakeholder berdasarkan prinsip profesionalisme, akuntabilitas, bertanggung jawab, serta kualitas dari keseluruhan hasil kerjanya,” ujar Sri Mulyani, Selasa (3/1) kemarin.
Sebagai mitra kerja yang ditunjuk pemerintah, ia melanjutkan, hubungan keduanya juga harus menguntungkan. Hal ini juga harus dilakukan secara simetris. Namun, terkait riset yang dirilis mitranya tersebut, tentunya memiliki tanggungjawab besar baik dari kualitas maupun kemampuan untuk menciptakan kepercayaan pasar.
Kendati, Indonesia dalam hal ini memiliki kelemahan dan kesalahan yang perlu dikoreksi, Sri Mulyani mengimbau, agar seluruh kritik harus dilaporkan dan disampaikan kepada pemerintah selaku penyelenggara negara.
Celakanya, riset JP Morgan terhadap Indonesia justru dianggap memengaruhi psikologis para pelaku ekonomi dan investor dalam memandang situasi di dalam negeri. Makanya, ia meminta, JP Morgan untuk tidak membuat riset yang membuat situasi tidak pasti.
“Kami, dalam hal ini tidak menutup diri dan membuka diri terhadap semua kritik dan assessment. Karena penting bagi kami untuk memperbaiki diri. Namun juga lembaga, apalagi yang memiliki nama besar memiliki tanggungjawab besar untuk menciptakan psikologi yang positif. Bukannya melakukan apa yang disebut misleading,” tegas mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia.