Hasil uji yang menggunakan sensor tersebut dipublikasikan Kamis (16/2) dalam jurnal ilmiah PLoS ONE.

Peneliti CSIS, Javier Tamayo, mengatakan bahan yang digunakan dalam teknologi ini menggunakan materi yang sudah tersedia sehingga memungkinkan untuk produksi massal dengan biaya yang rendah. “Teknologi ini, dikombinasikan dengan kemudahannya, dapat jadi sebuah pilihan yang cocok digunakan di negara berkembang yang terdampak serius dari HIV,” tulis pernyataan Tamayo dalam penelitian itu.

Ten antigen saat ini mampu mengecek HIV dalam tiga pekan setelah infeksi. Pengujian yang mengambil antibodi HIV dapat membutuhkan waktu lebih lama lagi. Uji RNA, ribonucleic acid atau protein yang berperan dalam ekspresi gen,  juga dapat mendeteksi virus secara langsung sepuluh hari setelah infeksi. Namun pengujian ini memiliki biaya lebih tinggi. Deteksi awal sangat penting untuk mencegah orang terinfeksi menularkan secara tidak sengaja ke pihak lainnya melalui hubungan seksual.

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), ada sekitar 36,7 juta orang hidup dengan HIV pada 2015. Jumlah tersebut sebagian besar berada di negara dengan pendapatan menengah ke bawah. Diperkirakan sekitar 2,1 juta orang terinfeksi HIV pada 2015. Dan sekitar 35 juta orang telah meninggal akibat penyebab terkait HIV, termasuk 1,1 juta pada 2015.(Yuska Apitya/cnn)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================