“Baca tulis, menghitung sudah pasti. Tapi yang terpenting kami berikan mereka kemampuan untuk menganyam dan mendaur ulang barang bekas menjadi kerajinan yang layak jual, seperti asbak, tempat lampu, tas, dan sebagainya,” katanya.

Irfan mengatakan, Rumah Singgah BCA sendiri sedikitnya memiliki 10 relawan pengajar, lima di antaranya merupakan mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB). “Jadi para relawan memberi materi pelajaran kepada anjal setiap Rabu, mereka mengajar tanpa diberi upah,” ucapnya.

BACA JUGA :  Obat Alami Sesak Napas yang Bisa Dicoba di Rumah, Ini Dia Caranya

Irfan juga sedikit berbagi pengalaman terkait mengajar anjal. Menurutnya, memberikan materi pelajaran kepada mereka harus dibarengi dengan kesabaran, sebab mayoritas anjal memiliki sifat sensitif.

“Jadi kalau gurunya galak, mereka nggak mau diajar lagi dengan pengajar itu. Atau besok-besok nggak datang lagi. Mungkin karena kerasnya kehidupan jalanan. Kadang-kadang kalau lagi belajar mereka juga curhat sambil nangis soal masalah keluarganya,” ucapnya.

BACA JUGA :  Goguma Latte with Jelly, Minuman Segar yang Legit dan Creamy

Ia menambahkan, anjal yang kerap datang ke rumah singgah merupakan warga asli Bogor, yang lari dari rumah karena beragam alasan. “Banyak orang dari Ciapus dan sekitar Pasar Bogor. Ada yang ke jalan karena faktor ekonomi, ada juga yang ingin hidup tanpa aturan. Maknya kami juga beritahu bahaya pengunaan narkoba dan seks bebas,” pungkasnya.(Yuska Apitya)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================