Menurut Agus, menjaga komponen volatile food sangat krusial demi mempertahankan inflasi di kisaran 4 plus minus 1 persen. Pasalnya, muncul kekhawatiran inflasi tahun ini akan sangat dipengaruhi oleh harga-harga yang diatur pemerintah (administered prices), setelah pemerintah mencabut subsidi listrik 900 Volt Ampere (VA) terhadap 18,9 juta pelanggan.

Makanya, BI sangat sensitif apabila ada peristiwa yang berpotensi mengganggu pergerakan harga komponen volatile food. “Misalnya, kemarin kami dapat laporan ada banjir di Jawa Tengah bagian utara. Kami langsung menyusun langkahnya, agar segera mungkin bisa menekan inflasi,” jelasnya.

BACA JUGA :  Resep Membuat Cah Kangkung Saus Tiram yang Lebih Sedap Bikin Ketagihan

Kendati demikian, sampai sejauh ini, Agus menilai, bencana banjir belum berdampak pada inflasi Februari. Survei inflasi BI di pekan ketiga bulan ini menunjukkan bahwa inflasi masih berada di angka 0,35 persen. Ia berharap, inflasi tahun ini bisa berada di angka 3 persen setelah Presiden Joko Widodo mengimbau agar angka inflasi stabil, bahkan cenderung lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Sebagai informasi, inflasi 2016 tercatat di angka 3,02 persen. “Intinya, masih sama dengan survei bulan kedua, dan kami yakin inflasi bulan ini akan lebih dibandingkan bulan sebelumnya,” terang Agus.

BACA JUGA :  Menu Bekal dengan Nasi Goreng Ayam Teriyaki yang Simple Tapi Lezat

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Januari sebesar 0,97 persen, di mana angka ini tertinggi sejak tahun 2015. Kelompok administered prices menyumbang inflasi terbesar dengan adil mencapai 0,26 persen terhadap bobot inflasi.(Yuska Apitya/cnn)

Halaman:
« ‹ 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================