BANDUNG TODAY- Polisi berhasil membongkar sindikat produsen dan distributor pupuk palsu asal Jawa Barat. Empat tersangka diamankan, di antaranya satu orang pemilik pabrik dan tiga orang distributor. Kasus pupuk palsu terungkap berkat proses penyelidikan panjang selama dua bulan. Penyelidikan bermula dari aduan yang disampaikan petani dan masyarakat.

Dari penyelidikan polisi berhasil menemukan keberadaan pabrik pupuk palsu yang beropersi di kawasan Sukabumi. “Mereka membuat dan menyebarkan (pupuk) dengan motif ekonomi, penyebarannya bahkan sudah sampai ke Aceh,” ujar Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri Brigjen Agung Setya di Jakarta.

Empat tersangka itu kini dijerat dengan pasal berlapis dalam undang-undang yang di antaranya mengatur tentang perlindungan konsumen, perdagangan, sistem budaya tanaman, dan perindustrian. “Mereka terancam hukuman lima tahun penjara,” kata Agung.

BACA JUGA :  HALAL BIHALAL HANYA ADA DI INDONESIA DAN BANYAK MANFAATNYA

Pupuk palsu yang diracik oleh sindikat terbuat dari campuran tanah, zat pewarna pakaian, dan kapur. Pupuk semacam itu dianggap hanya merugikan petani lantaran tanaman tidak akan tumbuh secara maksimal.

Direktur Pupuk dan Pertisida Kementerian Pertanian Muhrizal Sarwani mengatakan, jika pupuk palsu itu digunakan petani untuk produksi gabah dengan areal lahan mencapai satu hektare, maka petani berpotensi kehilangan produksi 2-3 ton gabah, yang berarti merugi Rp6-9 juta.

BACA JUGA :  Monyet Ekor Panjang Turun ke Permukiman Warga dari Puncak Gunung Merapi

Muhrizal mengatakan pemerintah saat ini menyediakan pupuk bersubsidi dengan kisaran harga Rp2.300 per kilogram. Namun petani cenderung memilih penawaran harga pupuk palsu yang jauh lebih miring, yakni Rp1.000. “Apalagi saat ini musim tanam, kalau ada pupuk murah pasti akan pilih ke sana, padahal kualitas isinya buruk,” kata dia.

Muhrizal mengimbau masyarakat khususnya petani lebih berhati-hati ketika memilih pupuk di pasaran. Dia menyarankan masyarakat bisa mengecek nomor pendaftaran yang tertera di karung pupuk. “Harus rajin mengecek, karena tampilan pupuk asli dan palsu ini benar-benar mirip,” kata Muhrizal.(Yuska Apitya/cnn)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================