Sementara itu, dalam tawarannya, Pertamina hanya akan memegang saham minoritas dengan kepemilikan 5-25%, sementara saham mayoritasnya dikuasai oleh investor atau konsorsium yang berminat.
Rachmad, mengatakan meski di awal sahamnya minoritas, Pertamina akan melakukan buyback saham setelah 10 tahun kilang terbangun hingga 50% saham.
“Muncul skema 5-25%, tapi nanti perjalanannya akan dibicarakan tergantung nanti perjalanannya. 10 tahun lagi beli kembali atau buyback jadi 50%, tergantung kemampuan finansial Pertamina nanti,” tutur Hardadi.
Menurut dia, Pertamina terpaksa hanya memilih maksimal kepemilikan 25% lantaran ketidakmampuan keuangan Pertamina. Hal ini karena di saat bersamaan, banyak proyek-proyek besar yang tengah dikerjakannya.
“Proyek RDMP Balikpapan saja tadinya sama strategic patner akhirnya dikerjakan sendiri. Tadinya hanya 55% dari US$ 5,4 miliar, jadi 100%. Kemudiam Balongan nilainya US$ 2,1 miliar. Jadi ditambah dengan proyek lain US$ 8 miliar sudah. Jadi kesepakatan Pertamina hanya mampu 25%. Nanti buyback 25% lagi 10 tahun mendatang,” ujar Hardadi.(Yuska Apitya/dtk)