BOGOR TODAY- Istana mempersiapkan sambutan hangat untuk Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud. Termasuk salah satunya mendatangkan siswa-siswi sekolah dasar untuk prosesi penyambutan.

Raja Salman dijadwalkan berkunjung ke Istana Kepresidenan Bogor dan melakukan beberapa agenda bersama Presiden Jokowi. Dinas Pendidikan Kota Bogor menyebutkan ada 50 ribu pelajar dan 10 ribu guru di Kota Bogor yang ikut serta menyambut kedatangan Raja Salman ke Istana Bogor.

“Jadi ada 50 ribu pelajar yang dilibatkan, itu dari semua tingkatan. Mereka akan menyambut kedatangan Raja Salman mulai Gerbang Tol Baranangsiang sampai gerbang Istana. Setiap pelajar memegang dua bendera, satu bendera kita, satu bendera (negara) Arab,” kata Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor Fahrudin, Rabu (1/3/2017).

BACA JUGA :  55 ASN Pemkot Bogor Dilantik, Dedie Rachim: Beri Pelayanan Terbaik untuk Masyarakat

Pada sore harinya, lanjut Fahrudin, 10 ribu guru dari berbagai sekolah di Kota Bogor mendapat giliran mengantar Raja Salman keluar dari Istana Bogor. Namun belum ada jadwal resmi kapan Raja Salman dan rombongannya meninggalkan Istana Bogor.

“Pelajar hanya ikut ketika menyambut kedatangan, kemudian mereka dipersilakan pulang. Sore harinya, giliran guru-guru yang istilahnya mengantar Raja Salman pulang. Mereka akan berdiri dari depan gerbang Istana dan di sepanjang jalan Jalak Harupat,” katanya.

Dari 50 ribu siswa yang terlibat dalam penyambutan kedatangan Raja Salman, ujar Fahrudin, ada 200 siswa Kota Bogor yang ikut melakukan proses penyambutan Raja Salman di dalam Istana Bogor. “Untuk yang di dalam Istana itu mereka menggunakan pakaian muslim yang dibalut dengan beragam pakaian adat Nusantara,” tuturnya.

BACA JUGA :  Anak-anak Antusias Ikuti Ramadan Fest di Kampung Ketupat

Fahrudin menegaskan Dinas Pendidikan Kota Bogor tidak menginstruksikan pihak sekolah untuk meliburkan siswa-siswanya. Namun, menurutnya, jika semua guru di sekolah tertentu terlibat dalam penyambutan kedatangan Raja Salman, kebijakannya diserahkan kepada pihak sekolah.

“Kami tidak ada instruksi untuk meliburkan kegiatan belajar-mengajar, tapi jika satu sekolah itu semua gurunya ikut terlibat, kita serahkan kebijakan ke pihak sekolah, artinya ini kondisional. Pihak sekolah boleh meminta pelajar yang tidak ikut terlibat untuk belajar di rumah masing-masing,” katanya.(Yuska Apitya)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================