“Kalau tidak ada upaya-upaya seperti itu, harga ada kecenderungan melemah. Jadi itu hanya lip service saja, upaya untuk memberi sentimen ke pasar bahwa mereka masih berkeinginan menjaga harga minyak dunia,” tukas Pri.

Kemungkinan langkah seperti ini akan dilakukan OPEC lagi ketika nanti harga minyak kembali melemah. “Kemarin kan turun US$ 2-3/barel, sekarang membaik, tapi hanya untuk periode tertentu. Nanti ketika ada penurunan harga lagi akan dilakukan hal seperti itu,” paparnya.

BACA JUGA :  Paling Dicari Tarvel, Ini Dia 8 Makanan Khas Maluku yang Terkenal

Harga minyak tahun ini diprediksi tidak akan beranjak dari kisaran US$ 50-55 per barel. “Dari berbagai macam proyeksi, harga minyak kira-kira masih di kisaran US$ 50-55 per barel, belum akan sampai US$ 60 per barel. Kecuali ada gejolak luar biasa seperti perang. Tapi secara fundamental tetap di US$ 50-55 per barel,” ucap Pri.

BACA JUGA :  Resep Membuat Spaghetti Tuna Pedas untuk Menu Makan Malam yang Praktis

Harga minyak memang dijaga oleh OPEC agar tidak melonjak terlalu tinggi. Ini dilakukan untuk menahan supaya Amerika Serikat (AS) tak jor-joran memproduksi shale oil. Dengan harga minyak seperti saat ini, shale oil jadi kurang ekonomis untuk diproduksi.

“Yang dilakukan OPEC sekarang menjaga balance untuk membuat shale oil tidak booming lagi,” pungkasnya. (Yuska/dtk)

Halaman:
« ‹ 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================