BOGOR TODAY- Berbagai macam masalah yang harus ditangani di Kota Bogor sangatlah beragam. Namun, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor berkomitmen mewujudkan tiga identitas kota yang kuat sebagai pilar, yakni Kota Pusaka (Heritage City), Kota Hijau (Green City) dan Kota Pintar (Smart City).

Hal tersebut dikatakan Wali Kota Bogor Bima Arya saat menghadiri peresmian Olympic City di Hotel Ritz Charlton Pacific Place Jakarta, Selasa (23/05/2017) malam.

“Itu tiga identitas yang kemudian diturunkan disemua rancangan pembangunan kegiatan-kegaiatan di setiap dinas di kota Bogor,” kata Bima

Menurut Bima, tiga identitas ini bukan tanpa alasan karena memang dalam sejarahnya kota Bogor sudah memilikinya.

“Kota hijau, bahwa dulu ratusan tahun yang lalu Bogor kota pertama yang dikenal di belahan timur sebagai kota hijau. Kota pusaka, karena ada kerajaan Sunda Pakuan Pajajaran dan Smart City, karena Bogor memiliki beberapa Universitas yang berpengaruh dan tentunya memiliki kualitas,” sebutnya.

BACA JUGA :  Rahasia Orang Jepang Miliki Kulit Mulus dengan Konsumsi Makanan Sehat Ini

Ia menerangkan, bahwa Kota Bogor berkembang dengan sangat cepat, bahkan dahulu dikenal sebagai kota peristirahatan atau Buitenzorg The City of Comfort.

“Kalau dibayangkan ada 800 ribu commuter pulang pergi jakarta- Bogor, setiap sabtu minggu bisa sampai 300.000 orang di Kota Bogor.
Pertumbuhan penduduk juga cepat sekali, ada sekitar 1 juta penduduk. Akses terhadap internet dan investasi pun sangat baik di kota Bogor,” paparnya.

Bahkan ia bercerita pernah menanyakan khusus kepada salah satu provider berapa jumlah penggunanya di kota Bogor dan ternyata ada 2 juta pelanggan, padahal di kota Bogor ada 1 juta penduduk. Selain itu, tingkat pertumbuhan ekonomi di Kota Bogor mencapai 6,15 persen diatas rata-rata Jawa Barat.

“Hal lain yang menarik di Kota Bogor adalah dekat dengan ibukota DKI Jakarta, sekitar 60 KM dibanding dengan kota-kota lain yang ada disekitarnya,” ucapnya.

BACA JUGA :  Wajib Perhatikan Ini, 5 Penyebab Trombosit Turun yang Perlu Diketahui

Bima menyebut, persoalan utama di kota Bogor adalah kemacetan, karena semua berpusat ditengah kota, baik pemerintahan, perniagaan, bisnis, pusat ibadah dan termasuk pusat hiburan ada di tengah kota.

“Jadi semua mengarah ke pusat kota, inilah problem yang ada di kota Bogor. Kami sedang berupaya merubah kota sejuta angkot menjadi kota sejuta taman, taman ini bukan hanya untuk keindahan tetapi taman sebagai oksigen jiwa,” urainya.

Jadi yang selama ini diatur kata Bima adalah orangnya, padahal yang harus diatur adalah “gulanya”. Kalau orangnya diatur, tetapi “gulanya” tidak diatur akan percuma.

“Kami secara ketat memberlakukan sistem zonasi, kedepan pusat kota Bogor akan menjadi kota tua. Ada banyak proposal pengajuan perizinan yang masuk ke meja saya, tetapi saya banyak tolak karena kami sedang memperketat perizinan di pusat kota,” tuturnya.

============================================================
============================================================
============================================================