JAKARTA TODAY- Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi pada Mei 2017 akan berada di kisaran 0,3 hingga 0,4 persen. Proyeksi itu didasarkan pada survei BI pada minggu ketiga Mei 2017.

“Kami melihat (proyeksi) ini masih sama dengan target (inflasi) BI dan kami sangat hargai upaya stabilisasi harga yang dilakukan oleh pemerintah,” tutur Gubernur BI Agus DW Martowardojo di Gedung Thamrin BI, Rabu (24/5).

Agus mengungkapkan, inflasi terutama akan disumbang kenaikan harga daging ayam, telur ayam, dan beberapa komoditas hortikultura. “(Kenaikan harga) itu adalah masalah klasik dan bisa dikatakan di seluruh Indonesia tantangannya seperti itu,” ujarnya.

Jika dibandingkan realisasi periode yang sama tahun lalu, proyeksi inflasi bulan ini relatif tinggi. Pada Mei 2016, tingkat harga mengalami inflasi sebesar 0,24 persen.

Untuk itu, BI pun akan terus berkoordinasi dengan pemerintah untuk memastikan tingkat harga akan tetap terkendali. Hal itu dilakukan dengan  cara menjaga pasokan dan distribusi pangan ke masyarakat.

BACA JUGA :  Menu Makan Siang yang Sederhana dengan Telur Puyuh Balado Bumbunya Meresap

Terlebih, pada bulan depan terdapat momentum bulan Ramadan dan hari raya Idul Fitri bagi umat muslim yang biasanya akan mengerek harga, terutama pada komoditas pangan.

“Besok Jumat (26/5) akan kembali melakukan rapat dengan pemerintah, dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan menteri-menteri yang terkait langsung dengan pengendalian inflasi untuk meyakinkan semuanya di bulan puasa ini tetap terkendali,” jelasnya.

Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statitik (BPS) Suhariyanto meramalkan, laju inflasi Mei dan Juni berpotensi terkerek akibat naiknya peningkatan harga bahan makanan yang memiliki kecenderungan peningkatan jelang puasa dan Lebaran. Sentimen inflasi hingga bulan depan, juga berasal dari penyesuaian Tarif Dasar Listrik (TDL) tahap ketiga pada 1 Mei lalu.

“Kalau melihat yang sudah sering terjadi, selalu ada kenaikan (harga bahan pokok) di bulan puasa dan Lebaran karena permintaan bahan makanan tinggi. Jadi, harus hati-hati saat Lebaran, terutama bulan Juni,” kata Ketjuk, sapaan akrabnya.

BACA JUGA :  Menu Makan Siang dengan Sop Buntut Sapi yang Empuk Dijamin Menggugah Selera

Namun, laju inflasi berpotensi tertahan jika komponen harga pangan bergejolak (volatile foods) masih mengalami deflasi seperti dua bulan terakhir sehingga mampu menetralisir inflasi komponen administered price.

BPS mencatat, kelompok bahan makanan mengalami deflasi pada April 2017, yakni minus 1,13 persen. Hal ini sekaligus melanjutkan catatan deflasi yang ditorehkan kelompok bahan makanan sejak bulan lalu akibat penurunan sejumlah harga pangan karena meningkatkan hasil panen petani.

“Komoditas penyumbang deflasi, yakni cabai rawit andilnya minus 0,09 persen, bawang merah 0,09 persen, dan beberapa komoditas seperti daging sapi, daging ayam, dan lainnya,” kata Ketjuk.

Sebagai informasi, BI menargetkan inflasi tahun ini sebesar empat plus minus satu persen. Sementara pemerintah, dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2017, mengasumsikan inflasi tahun ini sebesar 4 persen.(Yuska Apitya)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================