Saat Laela berumur 3 tahun, sang ayah pergi meninggalkanya. Sedangkan sang Ibu menjadi buruh di Bali. Sehari – hari Laela (anak ke bungsu dari lima saudara) diurus neneknya. Perekonomian yang murat – marit membuat sang nenek (Oom, red) pasrah akan derita yang di alami Laela. “Selama ini, laela hanya diberikan obat tradional,” katanya.

BACA JUGA :  Warga Digegerkan Penemuan Jasad Korban Hanyut di Pamijahan 1 Bulan Lalu

Tidak hanya mengalami hidrosefalus, sambung Endang, dikarnakan pola makan yang tidak teratur, kurangnya asupan gizi dan sudah seminggu ini menderita mutahber. Jika tidak cepat ditanggani fisiknya makin melemah. “Kami bantu membuatkan kartu BPJS dan kepala Desa membantu admintrasi,” paparnya.

Sementara itu, Kepala UPT Kesehatan Leuwiliang, Dian mengaku selama ini Lela belum pernah dibawa ke Puskesmas dan tidak pernah mendapatkan penanganan dan membuat BPJS. “Padahal memiliki kartu BPJS itu sangat penting dan memeriksakan kondisi kesehatan ke Puskesmas juga penting, jangan sudah parah baru dibawa,” ungkap Dian. (Agus / Iman R Hakim)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================