‎”Dari sisi SDM kita masih kalah. Pelaku UKM kita basic pendidikannya dari data BPS hanya SD dan SMP, yakni 60%-70% dari total UKM. Sangat besar pengaruhnya. Dengan basic yang masih rendah, kemampuan beradaptasi dengan perubahan menjadi lebih sulit. Karena saat ini masyarakat dituntut harus cepat beradaptasi,” tuturnya.

Masih rendahnya tingkat pendidikan pelaku UKM di Indonesia membuatnya lebih sulit dalam beradaptasi dengan perkembangan teknologi. “Saat ini perbandingannya masih jauh dari pelaku UKM yang sudah memanfaatkan teknologi dan belum memanfaatkannya.”

Zabadi mengutarakan dengan jumlah warga negara Asean yang 40% merupakan penduduk Indonesia, membuat kita menjadi pasar paling potensial. Akibatnya, dengan momentum Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), banyak negara di Asia Tenggara berebut memasarkan produknya di Indonesia. “Cara kita untuk menangkis produk asing, yaitu dengan meningkatkan daya saing UKM.”. (Yuska Apitya)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================