Padahal, maksud dan tujuan acara ruat itu yakni, mewujudkan rutinitas peninggalan nenek moyang dalam tata cara puji syukur ke  sanghyang widi Tuhan Yang Maha Esa, melestarikan seni budaya yang berdasarkan spiritualitas masyarakat Sunda khususnya dan Masyarakat Nusantara umumnya.

“Merawat alam dan kearipan lokal masyarakat yang berbudaya dan berselaras dengan lingkungan hidup. Memberikan spirit kepada generasi penerus bangsa akan pentingnya mewujudkan rasa syukur terhadap alam dan kebudayaan menuju gemah ripah repeh rapih suatu bangsa, juga bisa menjadi pilar dari kunjungan wisata bagi pembangunan ekonomi masyarakat,” papar pria yang akrab disapa Ki Gola ini.

BACA JUGA :  Benarkah Sakit Kepala Bisa Sembuh dengan Minum Teh? Simak Ini

Kegiatan itu sendiri akan berlangsung selama 7 bulan mulai dari bulan Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, November dan Desember 2017. Adapun tempat pelaksanaan mulai dari minggu  Legi 30 Juli 2017 di Gunung Sodong, Rabu Pahing 30 Agustus 2017 di Gunung Leusing.

BACA JUGA :  Jelang Akhir Masa Tugas, Wali Kota Bogor Titip Pesan Regenerasi dan Kesejahteraan Keluarga

“Kemudian di hari Sabtu Pon 30 September 2017 lokasi di Gunung Munara, Minggu Pahing 29 Oktober 2017 di Gunung Pancar, Kamis Wage 30 November 2017 di Gunung Salak, Sabtu Legi 9 Desember 2017 di Gunung Gede dan terakhir Sabtu Pahing 23 Desember 2017 di Gunung Pangrango,” terangnya dibenarkan Konsultan acara Bambang Sumantri. (Iman R Hakim)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================