Pria kelahiran Bangkalan ini menegaskan bahwa setiap agama sebenarnya mempunyai potensi radikal, fanatik dan ekstrimis. Namun yang perlu diperhatikan bahwa tindakan individu tidak bisa mewakili ajaran agama dan pandangan mayoritas umat yang lain.

“Sebenarnya dalam kasus Rohingya ini kita tidak perlu memusuhi umat-umat lain yang ada di Indonesia, karena kejadian ini bukan persoalan negara kita dan sangat berbahaya terhadap cara kita berbangsa yang majemuk. Jadi hal itu harus diwaspadai, masyarakat kita jangan mudah terpancing,” tegasnya.

BACA JUGA :  PENTINGNYA SERAGAM SEKOLAH UNTUK KEBERSAMAAN

Karenanya Monib mengajak masyarakat dalam mengekspresikan solidaritas harus mengedepankan nilai dan aksi kemanusiaan. Selain itu penting untuk mendorong keterlibatan pemerintah dan lembaga internasional seperti PBB, OKI, Negara ASEAN agar mengambil peran lebih terukur, lebih terlihat, dan lebih nyata dalam kerja diplomatik.

BACA JUGA :  Todong Sajam, 2 Pengamen di Bandarlampung Coba Rampas Motor Warga

“Justru hal paling penting yang bisa dilakukan masyarakat adalah aksi nyata semisal bantuan real terhadap muslim Rohingya yang terdapat di penampungan. Rasanya tak akan selesai persoalan apabila hanya dengan pola-pola pendekatan, teriakan dan mengorbankan sentimen keagamaan.”ujarnya mengakhiri. (Iman R Hakim /*)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================