Nasir menganggap adanya pro-kontra dalam menilai sebuah peristiwa sejarah adalah suatu kewajaran. Hanya saja penilaian tersebut harusnya tidak disertai dengan tindak kekerasan. “Pro kontra saya rasa normal, tapi yang tidak boleh adalah kekerasan, kekerasan yang tidak boleh,” kata Nasir.

Sebelumnya, Isu komunis yang sudah merebak berujung berakhir ricuh saat terjadi aksi pengepungan di LBH Jakarta. Pengepungan bermula dari beredarnya isu di media sosial yang mengatakan adanya kegiatan PKI di LBH Jakarta. Pada Minggu (17/9), sejak pukul 23.00 WIB, jumlah massa yang berkumpul mengepung LBH semakin banyak.

BACA JUGA :  Kecelakaan Maut di Tol Kalanganyar, Bus Eka Seruduk Truk hingga Tewaskan 1 Penumpang

Mereka berteriak ‘ganyang PKI’, ‘bubarkan PKI’, dan lainnya sambil menggoyang-goyangkan pagar kantor LBH Jakarta. Sekitar pukul 02.00 WIB, Polisi menembakkan gas air mata dalam jumlah banyak. Massa aksi makin tunggang-langgang, meski ada yang masih berupaya melempar batu. Mereka mayoritas terpukul mundur ke arah RSCM.

BACA JUGA :  Hasil Thomas Cup 2024, Tim Bulu Tangkis Indonesia Kalahkan Inggris 5-0

Pada pukul 04.20 WIB, Jalan Diponegoro sudah dibuka kembali. Suasana kondusif. Sebanyak 22 orang diamankan polisi, meski seluruhnya kemudian dilepas. (Iman R Hakim / net)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================

1 KOMENTAR