Sementara itu, Badan Energi Internasional (International Energy Agency/IEA) menyebut permintaan minyak mentah OPEC sebesar 32,5 juta bph.

“Ini berarti, OPEC harus memperdalam pemotongan produksinya untuk menyelesaikan tugasnya membawa kembali stok minyak ke rata-rata lima tahun terakhir,” ucap Carsten Fritsch, analis komoditas Commerzbank di Frakfurt.

Kendati begitu, IEA melihat, komitmen beberapa produsen minyak terkemuka untuk membatasi produksi bisa saja meluntur bila permintaan minyak terus meningkat.

BACA JUGA :  Pasar Sukasari Ditargetkan Beroperasi Juli 2024 Mendatang

“Ada sedikit keraguan bahwa produsen terkemuka telah berkomitmen untuk melakukan apa pun untuk mendukung pasar,” tulis IEA dalam laporan yang dirilis kemarin.

Namun, dengan seluruh sentimen yang ada, lembaga finansial Goldman Sachs menilai, masih ada peluang harga minyak mentah Brent bertengger di kisaran US$50-60 per barel sampai penghujung tahun ini. Sementara itu, para pelaku pasar AS memproyeksi, rata-rata harga Brent di angka US$58 per barel sampai akhir tahun.(Yuska Apitya/reu)

Halaman:
« ‹ 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================