JAKARTA TODAY- Harga minyak mentah stagnan pada penutupan perdagangan Selasa (17/10), setelah mendapat sentimen dari Amerika Serikat (AS) dan Kurdistan, Irak.

Dikutip dari Reuters, harga minyak mentah Brent naik US$0,06 atau 0,1 persen menjadi US$57,88 per barel. Sedangkan harga minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI) naik US$0,01 atau 0,01 persen menjadi US$51,88 per barel.

Sentimen negatif datang dari AS, karena pelaku pasar memperkirakan produksi dan ekspor minyak Negeri Paman Sam akan meningkat tajam, sehingga bisa menekan harga di pasar.

BACA JUGA :  7 Manfaat Seledri Untuk Kesehatan, yang Terakhir Dicari-cari

“Pelaku pasar akan melihat dengan seksama profil produksi minyak yang meningkat di AS dan ekspor yang terus-menerus tinggi. Ini faktor yang akan terus membatasi kenaikan harga minyak,” ujar Abhishek Kumar, analis energi senior di Interfax Energy Global Gas Analytics, London.

Kendati begitu, sebagian analis melihat, angka produksi minyak mentah AS justru telah berkurang sekitar 4,2 juta barel dalam sepekan lalu. Namun, data resmi baru akan dirilis oleh Institusi Minyak AS (American Petroleum Institute/API) pada hari ini.

BACA JUGA :  8 Kebiasaan Pagi yang Sederhana Bantu Bikin Bahagia dan Produktif Setiap Hari, Jangan Lupa Diterapkan

“Semua orang ingin melihat apakah ekspor minyak mentah tingkat tinggi (A.S.) akan menurunkan persediaan lagi,” kata John Kilduff, analis Again Capital LLC di New York.

============================================================
============================================================
============================================================