“Saat hormon kortisol ini keluar, ia akan mempengaruhi kondisi tubuh. Perilaku akan mulai gampang marah, omongan menjadi lebih kacau. Kadar neuropeptide Y juga membuat perilaku seseorang agresif, sehingga omongan akan semakin kasar,” ucap Juwalita yang praktik di RSPI ini.

Dikutip dari CNNIndonesia.com, untuk mencegah marah dan sikap yang sensitif saat lapar ini, Juwalita menyarankan agar setiap orang selalu memastikan perut tetap terisi dengan makanan yang bernutrisi tinggi.

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kabupaten Bogor, Selasa 30 April 2024

Konsumsilah makanan berat tiga kali sehari yakni pagi siang dan malam hari dengan nutrisi yang seimbang. Di sela-sela waktu tersebut, isi perut dengan makanan ringan yang mengandung protein dan serat. Protein dan serat membuat gula darah bertahan lebih lama di dalam tubuh dan tidak cepat turun sehingga tidak memicu amarah.

“Konsumsi makanan yang mengandung protein dan serat karena penyerapannya lebih lama sehingga gula darah turun lebih lama. Karbohidrat sederhana seperti gula atau minuman bubble efeknya hanya memberi energi sebentar saja,” ujar Juwalita.

BACA JUGA :  Mengikuti Halal Bihalal Forsesdasi, Sekda Burhanudin Ingatkan Pentingnya Kerja Sabilulungan

Makanan yang memiliki protein memiliki asam amino tertentu yang jika diproses oleh tubuh dapat menimbulkan perasaan senang dan meningkatkan suasana hati. Protein itu umumnya ada pada kacang-kacangan, tempe, dan ikan. Sementara serat bisa didapatkan dari sayuran dan buah-buahan. (Net)

Halaman:
« ‹ 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================