Maka, pemenuhan kuota 30 persen untuk keterwakilan perempuan dalam pesta demokrasi, jangan hanya sebatas menggugurkan kewajiban. Tapi harus menjadi ajang unjuk gigi memperlihatkan kualitas terbaik.

“Kami berharap perempuan yang ada di legislatif selain menjadi pembeda juga bisa menjadi penyambung lidah masyarakat yang baik. Jangan hanya menjadi pelengkap,” tutur Yuli.

BACA JUGA :  Hidangan Segar dan Creamy dengan Selada Udang dan Nanas ala Restoran Chinese Food

Meski begitu, ia menyadari jika melek politik perempuan di Kabupaten Bogor belum maksimal. “Kalaupun ada pelatihan, hanya sebatas mengikuti, belum sampai pada kesedaran untuk bangkit,” ungkap Yuli. (Firdaus)

Halaman:
« ‹ 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================