“Kami baru mendengar bahwa pengajuan RTLH ini ditutup per tanggal 28 Februari sementara tidak ada informasi sekecil apapun kepada dewan. Sehingga para anggota dewan ini kecewa terutama yang baru-baru ini karena jumlah rumah yang menjadi target kemas sendiri cukup fantastis yang ada kenaikkan dari tahun yang lalu dari 4 ribu menjadi 7 ribu unit,” bebernya.
Ditempat yang sama, Kabag Kesra Setda Kota Bogor Iman menuturkan, bahwa pertemuan ini untuk mensinergikan antara reses anggota dewan dengan program yang ada di pemkot. “Pada garis besar sudah sejalan apa program kita dan apa hasil dari reses mereka,” katanya.
Menurutnya, RTLH ini sudah mencapai target dan tinggal tunggu verifikasi di lapangan. Dia menambahkan bahwa target di 2024 itu harus selesai sebanyak 20 ribu unit dan itu sudah berdasarkan database yang ia punya.
“Kita sudah sosialisasi dengan aparat di wilayah atau kasie kemas di kelurahan di bulan desember 2019 lalu dan batas waktu penginputan data RTLH, data reguler itu tanggal 28 Februari 2020. Jadi sekarang tinggal menunggu verifikasi nya saja dari wilayah,” jelasnya.
Kemudian masalah pendidikan. Nama pendidikan ada usulan yang mana untuk ijazahnya ditahan oleh pihak sekolah. Jadi anak sekolah ataupun siswa sudah selesai tapi spp-nya masih nunggak sehingga masih tertahan.
“Nah ini akan kita kucurkan dananya anggarannya sudah ditetapkan jadi nunggu mekanisme teknisnya dari dinas pendidikan dan mekanismenya juga nanti dari dinas di sampaikan ke orang tua, misalnya minta SKTM dari kelurahan langsung ke sekolahnya itu sendiri, dari sekolah langsung ajukan ke dinas pendidikan Dinas Pendidikan langsung ke walikota langsung eksekusi,” pungkasnya. (Heri)