“Jadi COVID-19 ini memberikan efek positif juga untuk menghidupkan keluarga kita. Kalau keluarga kita menjadi keluarga yang baik, maka lingkungan kita juga dapat menjadi lingkungan yang baik. mulai di tingkat Kelurahan, Kecamatan,Kabupaten/Kota, Provinsi lalu seluruh rakyat Indonesia. Jadi dimulai dari yang paling kecil hingga besar ini,” ucap peraih pascasarjananya di bidang Tasawuf Islam dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu Pria yang juga pernah menimba ilmu di Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara Jakarta dan Sekolah Tinggi Teologi Jakarta ini juga menyampaikan bahwa di bulan Ramadan ini ada kewajiban untuk membayar zakat fitrah, di samping juga bagi orang yang memenuhi syarat untuk mengeluarkan zakat mal. “Zakat fitrah, kita tahu itu diperuntukkan buat mereka yang tidak punya, yang dikeluarkan menurut Mazhab Syafii adalah berupa makanan pokok. Dimana makanan pokok kita di Indonesia adalah beras, yang di Timur Tengah pada zaman Nabi mengeluarkan gandum. Zakat fitrah itu kita salurkan kepada yang tidak mampu, Dengan cara begitu maka kemudian kepedulian itu bisa dibangun,” ujar peneliti di Wahid Institut Jakarta itu. Menurutnya, Nabi Muhammad di dalam hadistnya pernah bersabda, ‘Ambil sebagian dari hartanya orang-orang kaya itu untuk dikembalikan kepada orang-orang yang tidak punya”, tutur Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail (LBM) Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) tersebut. Selain itu sebagai upaya menjaga perdamaian di tengah pandemi ini Kiai Moqsith juga menuturkan bahwa masyakat harus bisa mengendailan diri untuk tidak menyebarkan hoaks. Karena jangan sampai nanti orang bisa meninggal bukan karena virus corona, tapi karena ketakutan terhadap hoaks yang disebarkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. ”Jadi jangan saling menyalahkan, jangan memporvokasi dan juga terprovokasi. Karena hal itu bisa menimbulkan ketidak tentraman, yang bisa berujung pada kekerasan dan anarki sehingga tidak ada perdamaian,”  kata alumnus pondok Pesantren Salafiyah al-Shafi-’iyyah, Situbondo ini. Menurutnya setiap orang justru harus saling bantu membantu untuk menghentikan persebaran COVID-19 ini. Karena provokasi dan hoaks ataupun hal-hal yang tidak produktif hanya akan memperburuk keadaan bangsa ini. “Jadi yang punya uang bisa membantu dengan uang. Yang punya ilmu seperti tenaga medis bisa membantu dengan ilmunya. Yang punya kemampuan di bidang agama harus bisa menghimbau masyarakat untuk tidak melakukan perkumpulan-perkumpulan yang menyebabkan tersebarnya virus itu,” ujarnya mengakhiri. (*)
Halaman:
« 1 2 » Semua
BACA JUGA :  Sayur Lodeh Malaysia, Wajib Cobain Menu Lezat Ini Bikin Ketagihan
============================================================
============================================================
============================================================