Ketua Pansel : Bima Arya Pilih Syarifah, Tak Bisa Diganggu Gugat dan Dijamin Undang-undang

BOGOR TODAY – Tugas Panitia Seleksi (Pansel) Lelang Jabatan Sekda Kota Bogor sudah selesai dan semuanya sudah diserahkan kepada Wali Kota Bogor untuk mengambil keputusan. Dalam keputusannya, Walikota Bogor Bima Arya memilih Syarifah Sofiah Dwikorawati sebagai Sekda baru Kota Bogor menggantikan Ade Sarip Hidayat yang sudah memasuki purnabakti. Keputusan itu pun diumumkan oleh Bima Arya di Balaikota Bogor, Rabu (30/9/2020) sore. Ketua Pansel Lelang Jabatan Sekda Kota Bogor, Aba Subagja mengatakan, bahwa penilaian yang dilakukan pansel itu ada beberapa tahapan dan hanya sampai terpilihnya tiga kandidat terbaik yang kemudian diserahkan kepada walikota Bogor. “Jadi begini, penilaian itu ada beberapa tahapan dan terakhir memang ada di tangan pak wali, itu ada hak dan hak pak wali itu di jamin Udang Undang. Jadi itu tidak bisa diganggu gugat dan tidak usah diperdebatkan,” kata Aba kepada wartawan. Secara umum, lanjut Aba, dari sekian peserta yang mengikuti lelang jabatan Sekda itu dinilai dari aspek administratif dan mereka sudah terpenuhi. Kemudian, kedua dari aspek kompetensi juga terpenuhi, dan ketiga adalah keputusan terakhir yang prosesnya ada di Pejabat Pembina Kepagawaian (PPK). “Kalau tiga besar itu sebetulnya kita tidak melihat nilai tertinggi atau nilai terendah, jadi tiga besar itu sudah terbaik semua dan kebetulan diurutan skor tertinggi itu memang diisi bu Syarifah. Tapi, walaupun pak wali mau memilih urutan ke 2 atau 3 itu memang sudah menjadi haknya pak wali yang sudah di jamin Undang Undang. Jadi artinya proses ini pertama sesuai perundang-undangan sudah dilakukan, kemudian proses penggalian kompetensi juga sudah dilakukan dan ini lah hasil akhirnya,” ujarnya. Dia juga menganggap bahwa Sekda yang baru ini dengan pengalaman yang dimilikinya, bisa mengembangkan pengalamannya tersebut untuk membangun Kota Bogor yang lebih maju lagi. “Saya kira bu Syarifah dengan pengalaman yang dimiliki bisa mengembangkan pengalaman-pengalaman di kabupaten, apalagi backgroundnya itu di perencanaan pembangunan dan jabatan-jabatan lain. Jadi yang paling penting itu adalah kita tidak bicara lagi dia dari mana, kita bicara sistem karir nasional, inilah yang sedang dikembangkan,” pungkasnya. (Heri) Bagi Halaman