“Di sana ada tempat semacam konveksi atau tempat kursus menjahit dan pemiliknya memberi izin untuk dijadikan tempat ibu-ibu terampil, kebetulan istri saya memiliki keahlian menjahit sehingga kita beri pelatihan di sana dimana bahan untuk menjahitnya itu merupakan bahan-bahan kain bekas atau bahan perca yang kemudian kita jahit dijadikan masker,” jelasnya. Ditambah lagi, lanjut dia, aktivitas dan kreativitas warga Sindangsari ini sudah terdengar oleh istri walikota pada saat perlombaan kesrak beberapa waktu lalu. Kemudian istri walikota tertarik dan berencana membuat kampung perca dengan tujuannya lokasi untuk pemberdayaan ibu-ibu. “Dari kegiatan tersebut bu wali mengetahuinya saat ada lomba kesrak dan beliau sangat tertarik karena beliau mempunyai program kampung perca pemberdayaan ibu-ibu menggunakan bahan bekas dari kain jahit. Sehingga manfaat untuk lokal, terutama pemberdayaan ibu-ibunya yang memanfaatkan bahan-bahan bekas menjadi nilai ekonomis yang ada di tingkat bawah, sehingga bisa mendorong perekonomian tingkat yang paling rendah dan bisa bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari,” tambahnya. Hasil dari obrolan dengan Istri walikota, kemudian Sekda Kota Bogor datang ke sini ingin melihat langsung dan Sekda tertarik sehingga nantinya akan di korelasikan dengan kegiatan semacam festival atau fashion show, yang tentunya untuk mengangkat brand kain perca menjadi boming. “Ini bisa juga sebagai alternatif untuk dijadikan galeri. Alhamdulillah beliau responnya baik dan akan menindaklanjuti dengan dinas dinas terkait. Ya, mudah-mudahan nanti kedepannya rencana pembuatan kampung perca ini bisa berjalan dengan lancar,” ucapnya. (Heri)
Halaman:
« ‹ 1 2 » Semua
BACA JUGA :  Menu Makan Malam dengan Nasi Goreng Jamur yang Lezat dan Bikin Nagih
============================================================
============================================================
============================================================