“Paling sedikit 300-500 juta, bahkan ada yang sampai 1 miliar jika dengan tekhnologi yang intensif,” kata Abey.

Ini yang membuat perkembangan porang di Indoneisa cukup pesat, lanjut Abey, sehingga porang menjadi perhatian khusus bagi Pemerintah terutama Kementrian Pertanian yang sudah siap menggarap program budidaya porang dengan mengalokasi anggaran hingga puluhan triliun. Ini direspon baik oleh masyarakat kita dengan cara dilengkapi kelompok tani dan pihak pendanaan perbankan melalui KUR Jabar yang digerakan oleh Bank BJB.

Baca Juga : Keren Eman Pria Disabilitas Buka Usaha

“Itu langkah konkrit yang sudah kita jalankan di Bogor khusunya dan di Jabar pada umumnya. Semoga dari Kebula sendiri bisa bekerjasama dengan Sanindo sebagai pendampingan tekhnis penyediaan bibit, pendampingan tekhnis sampai ke panennya,” tuturnya.

BACA JUGA :  Wajib Tahu! Cara Melancarkan BAB Secara Alami, Bisa Cegah Sembelit Juga

Ditempat yang sama, Akbar Direktur PT. Solusi Lingkungan Industri Nusantara (SLIN) mengatakan, pada kegiatan diskusi kali ini kami akan support mengenai Porang di Jawabarat. Salah satu kunci utama porang berhasil itu tergantung dari media pupuk. Kami dengan produk pronik akan mensupport mengenai ketersediaan pupuk untuk Porang Jawabarat.

“Mengapa, karena ketersediaan unsur hara itu paling penting bagi tanaman, bagaimana cara untuk tanah itu sehat dan supaya panen berlipat. Jadi tujuannya berksenimabungan ini adalah sudah ada endingnya. Kita sudah kerjasama dengan PT. Kebula, Pupuk Pronik, Bank BJB dan dari PT. Sanindo sebagai pabrik pengolahan Porang di Bandung,” katanya.

BACA JUGA :  Tega! Bayi Berusia 6 Hari Ditempeleng Ayah Kandung di Surabaya

Iapun menanggapi, bahwa bisnis porang adalah bisnis yang dibilang harus dipersiapkan. Dengan habit kita itu semuanya adalah menanam, tapi endingnya kita tidak tau. Sekarang pola kebutuhan industri harus kitap pegang adalah keterbatasan dari kita punya budidaya.

Baca Juga : Ini Tempat Asyik untuk Buka Puasa

“Kalau sudah mencakup semua Porang harusnya sudah stabil kita harus buat ekosistem petani itu tau harganya, jualannya kemana dan manfaatnya apa. Semoga dengan adanya KPIS dan komunitas seperti PT. Kebula atau PT. Sanindo yang di fasilitasi oleh Bank BJB ini sangat bagus sekali, tapi jangan sampai petani budidaya ga tau jualnya kemana, ga tau cara belinya gimana,” pungkasnya. (Aditya)

Halaman:
« ‹ 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================