BOGOR TODAY – Wujudkan kemandirian pangan dalam skala rumahan pada lahan sempit, sejumlah masyarakat Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor diberikan pelatihan soal kiat bertani pada lahan terbatas secara virtual dengan mengusung tema “Hidroponik dan Budikdamber sebagai Alternatif Pertanian Pada Lahan Sempit.”

Langkah tersebut dilakukan atas inisiasi sejumlah mahasiswa IPB University yang tergabung dalam Kelompok Bogorkab24 dengan tujuan untuk membuka wawasan dan menginspirasi masyarakat Desa Cikarawang mengenai alternatif dalam bertani pada lahan yang terbatas.

Ketua Kelompok Bogorkab24, Jauhar Zainalarifin menyebut terdapat beberapa alternatif dalam melakukan pertanian di lahan yang terbatas, yakni budikdamber (budidaya ikan dalam ember) dan hidroponik yang merupakan salah satu bagian dari teknik aquaponik, dimana ikan dan tanaman dapat ditumbuhkan dalam suatu wadah. Sementara, hidroponik merupakan salah satu teknik penanaman tumbuhan dalam suatu wadah dengan menggunakan media lain selain tanah, yakni air, serbuk kayu, dll.

“Saat ini budikdamber dan hidroponik belum banyak diterapkan dalam masyarakat. Permasalahan yang terjadi karena kurangnya pemahaman masyarakat terhadap teknik budikdamber dan hidroponik. Dengan adanya pelatihan ini diharapkan dapat diedukasi kepada peserta,” tutur Jauhari dalam keterangan tertulisnya, Selasa (27/7/2021).

Baca juga : Kelompok Bogorkab42 Berikan Edukasi Virtual Meeting Kepada Masyarakat

Selain itu, Sambung Jauhari peserta juga diberikan tips dan trik yang sederhana agar peserta dapat menerapkan budikdamber dan hidroponik dengan baik.

BACA JUGA :  Dijamin Nambah Napsu Makan, Ini Dia Resep Sambal Cumi Asin dan Petai yang Lezat dan Sedap

Webinar Ci-Talks kali ini dihadiri oleh dua narasumber dari fakultas yang berbeda yakni Dr. Ir. Hamim, M.Si dari Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam yang menyampaikan terkait “Hidroponik: Kiat bertani pada lahan terbatas” dan Dr. Ir. Tatag Budiardi, M.Si dari Departemen Budidaya Perairan – Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan yang menyampaikan tentang “Akuakultur Berkelanjutan: Akuaponik dan budikdamber sebagai alternatif ketahanan pangan pada lahan sempit” yang dipandu oleh Anna Kamilatunnisa sebagai moderator dari Departemen Manajemen Sumberdaya – Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

Dalam kegiatan itu, Dr. Ir. Hamim, M.Si memaparkan kiat-kiat penerapan hidroponik dalam lahan yang terbatas. Menurutnya, saat ini persoalan populasi penduduk angkanya selalu meningkat setiap tahun. Peningkatan populasi tersebut mengakibatkan lahan pertanian semakin berkurang, khususnya pada daerah perkotaan yang setiap tahun semakin padat. Hal ini memunculkan isu baru dalam pertanian yaitu “Urban Farming”.

“Urban Farming merupakan fenomena bercocok tanam pada daerah perkotaan dengan memanfaatkan lahan yang terbatas. Sehingga fenomena ini dapat mengurangi transport cost dan sangat berkembang pesat saat ini, terutama dengan dukungan perkembangan teknologi yang semakin modern,”paparnya.

Salah satu perkembangan bercocok tanam yang sangat optimum untuk diterapkan di lahan yang sempit adalah hidroponik. Karena sistem hidroponik dirancang agar dapat memenuhi kebutuhan taman secara efisien dalam mensuplai nutrisi dengan spesifikasi berupa menyediakan akar tanaman dengan air dan zat hara yang seimbang dan segar, menjaga ketersediaan pertukaran gas antara akar dan larutan nutrisi, melindungi dehidrasi yang mungkin terjadi akibat pompa yang mati atau listrik padam, serta pencahayaan yang cukup.

BACA JUGA :  Agar Rambut Sehat, Konsumsi Racikan Minuman Detoks Ini Secara Rutin

“Prinsip dasar hidroponik pada penerapannya sangat bervariasi, dan dapat disesuaikan dengan kondisi lahan ataupun tujuan penanaman. Model aplikasi hidroponik berupa kultur agregat atau kultur pasir, wick system, dutch bucket method, rockwool slab drip system, nutrient film techniques (NFT), sistem apung, dan aeroponics,” jelasnya.

Dia merinci, secara sederhana sistem hidroponik dapat dibuat dari bahan bekas seperti botol mineral bekas yang berperan sebagai wadah atau pipa paralon bekas yang disusun agar tanaman dapat menerima air di kolom ikan ataupun yang dialiri air. Sistem hidroponik perlu dilakukan pengontrolan agar dapat menjaga kualitas dan kuantitas hasil produksi, yaitu dengan cara memberikan pupuk dan mengontrol kondisi perairan. Nutrisi (hara) untuk tanaman hidroponik yang digunakan dapat disalurkan melalui pemberian pupuk dengan memperhatikan kondisi hara seperti hara makro (nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, magnesium, dan belerang) dan hara mikro (besi, mangan, seng, tembaga, boron, dan molibdenum). Pupuk yang cocok serta banyak dijual di pasaran contohnya adalah pupuk AB-mix, VeggieMix, dan Royal Hidroponik.

============================================================
============================================================
============================================================