Jakaria mengisahkan awal mula membuat kerajinan itu lantaran dirinya memiliki ketertarikan pada transportasi massal. Dari situlah Jakaria memaksakan diri untuk bergabung dengan komunitas Bus Simulator Indonesia (busid).

Di komunitas itulah Jakaria menggali ilmu lebih dalam dan kerap bertanya sesama anggota. Hingga akhirnya pada awal 2020 lalu ia memberanikan diri terjun ke dalam bisnis itu.

Untuk pembuatan satu unit minitur dirinya mengaku membutuhkan proses satu hingga dua hari lantaran terkendala peralatan juga tergantung ukuran yang dibuat.

BACA JUGA :  Roberto Callieri Jadi Komisaris Utama Hasil RUPST, Indocement Bakal Bagikan Dividen Rp308 Miliar

Sementara untuk harga dibanderol mulai dari Rp 50 ribu hingga Rp 500 ribu tergantung ukuran dan detail bus. Jika memakai lampu ia menjualnya Rp100 ribu. Sedangkan untuk ukuran besar full spek plus interior itu Rp 450 sampai 500 ribu.

Dalam setahun menekuni bisnisnya itu, Jakaria telah berhasil membuat ratusan miniatur bus dengan berbagai macam bentuk.

Selain menjual secara langsung di lapak dagangannya, Jakaria juga memanfaatkan media sosial facebook dan instagram untuk memasarkannya. Pembeli juga dapat memesan model miniatur bus sesuai keinginan.

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kabupaten Bogor, Minggu 19 Mei 2024

Namun, beberapa bulan kebelakang penjualannya berangsur merosot. Dari yang awalnya dapat menjual 20 unit per bulan, kini Jakaria hanya bisa menjual 10 unit perbulannya.

“Penjualan berkurang, karena pandemi. Pesanan juga tidak tentu, kadang bisa lima. Paling banyak sepulu unit dalam sebulan.” tuturnya. (B. Supriyadi)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================