Rino melanjutkan, jika terjadi kekeruhan di air baku, maksimal Perumda Tirta Pakuan bisa produksi air bersih sekitar seribu sampai 1.500.

“Kita maksimal cuma bisa produksi mungkin seribu sampai 1.500. itu juga harus membuang lumpurnya lebih banyak. Tapi kalau lebih dari 4 ribu mah kita stop produksi,” ujarnya.

Rino menjelaskan, ketika NTU rendah, maka air lebih jernih dan ketika dibubuhkan kimia untuk ikat lumpur, akan cepat mengendap. Untuk itu, pihaknya membuat beberapa antisipasi, di antaranya membuat cerukan di depan pintu air masuk di tempat produksi air bersih.

BACA JUGA :  Diduga Punya Masalah Disekolah, Siswa SMK di Gunungsitoli Nekat Gantung Diri

Hal itu agar lumpur bisa mengendap di cerukan dan air baku yang masuk lebih bersih dan lebih banyak. Meskipun itu belum cukup membantu. Setidaknya ada upaya untuk menjaga kualitas dan kuantitas air bersih dari Perumda Tirta Pakuan.

BACA JUGA :  Menu Makan Siang dengan Sop Buntut Sapi yang Empuk Dijamin Menggugah Selera

“Kita harus cari alternatif lain. Artinya punya beberapa skema seperti di Ciherang Pondok. Ada tempat namper-nya lah air itu sebelum masuk ke tempat produksi,” pungkasnya. (Aditya)

 

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================