Berdasarkan data yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor, pada akhir Oktober 2021, tercatat sebanyak 223 kasus DBD ditanganinya.

Sebelumnya pada periode Januari hingga pertengahan Oktober 2021, kasus DBD yang ditangani RSUD Kota Bogor mencapai 118 pasien. Sementara, untuk periode Januari hingga akhir Desember 2020 tercatat sebanyak 230 kasus.

Kasie Pelayanan Medik Rawat Inap RSUD Kota Bogor, dr. Adhari Zulkarnain menyebutkan bahwa jika melihat dua angka tersebut ada kecenderungan lebih meningkat dibanding tahun sebelumnya (2020).

Ia mengimbau kepada masyarakat untuk menjaga kesehatan lingkungan di sekitar dengan dan melaksanakan sistem 3M (mengubur, menguras dan menutup) barang-barang yang rentan akan berkembang biaknya nyamuk aedes aegypti.

BACA JUGA :  Pemuda di Bogor Nekat Lawan 3 Perampok Usai Mobilnya Dicuri

“Meski di tengah pandemi Covid-19 yang sudah menurun tapi untuk ancaman DBD tetap ada. Yang paling rentan terjangkit DBD adalah anak-anak mengingat cuaca ekstrem saat ini lebih mudah meningkatnya kasus DBD,” imbaunya.

Jika terjadi gejala-gejala yang mengarah pada DBD, sambung dr  Adhari misalnya demam tinggi atau ada pendarahan yang tidak terduga untuk segera diperiksakan di Puskesmas terdekat. Namun jika kasusnya sudah berat pasien untuk segera di bawa ke rumah sakit.

Kasus tersebut rupanya mendapat perhatian dari Anggota Komisi IV DPRD Kota Bogor, Devie Prihartini Sultani. Menurut Devie, dengan meningkatnya kasus DBD di Kota Bogor harus segera dicegah oleh seluruh masyarakat.

“Intensitas hujan mulai tinggi, beberapa laporan ke saya ada warga yang kena, bahkan keponakan saya kena DBD dan dirawat di RSUD Kota Bogor. Ini harus menjadi perhatian kita pentingnya jaga kebersihan karena jentik nyamuk bisa muncul dimana saja,” ucap DPS, sapaan akrabnya.

BACA JUGA :  Modus Sembuhkan Kesurupan, Guru Silat di Sampang Cabuli Muridnya

Oleh karena itu, DPS meminta kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Kesehatan (Dinkes), untuk menyiapkan antisipasi dan tindak lanjut.

DPS juga meminta Dinkes agar lebih intens memberi imbauan kepada puskesmas-puskesmas dan kelurahan-kelurahan untuk melakukan tindakan antisipasi yang sama. Sehingga tidak perlu menunggu harus ada korban-korban berjatuhan dulu baru mau turun ke masyarakat. (B. Supriyadi).

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================